WahanaNews.co, Gaza - Sumber medis di Palestina melaporkan bahwa seorang anak laki-laki Palestina bernama Ahmed Hijazi telah meninggal karena kekurangan gizi dan kelaparan di bagian utara Jalur Gaza.
Organisasi internasional tidak dapat memberikan bantuan selama lebih dari satu minggu di daerah tersebut.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Akhir Februari lalu, Kementerian Kesehatan mengumumkan kematian 13 anak akibat kelaparan dan kekurangan gizi di wilayah yang sama.
Jurnalis Palestina, Hassan Islah, membagikan kesaksiannya pada Jumat pagi (1 Maret 2024) melalui akun Instagram-nya.
Ia mendokumentasikan pengalaman seorang anak Palestina yang berbicara tentang penderitaan mereka akibat kelaparan yang disebabkan oleh pengepungan Israel di utara Gaza.
Baca Juga:
Di Tengah Konflik Panjang, Ini Rahasia Israel Tetap Berstatus Negara Maju dan Kaya
Adegan tersebut menggambarkan kondisi anak dan keluarganya yang menderita karena gangguan bantuan makanan.
Anak tersebut menyampaikan, "Kami terpaksa makan makanan yang seharusnya untuk hewan. Kami tidur dalam keadaan lapar, dan seringkali kami harus bertahan selama tiga hari tanpa makan."
Warga Palestina yang mengungsi di tempat penampungan di Jalur Gaza utara juga menjalani kehidupan yang sulit karena Israel tidak mengizinkan makanan masuk ke wilayah tersebut.
Lebih brutal lagi, tentara Israel sering menembaki truk bantuan dan orang-orang yang antre menunggu bantuan.
Kamis pagi, pasukan Israel menembaki kerumunan warga Palestina yang menunggu bantuan kemanusiaan di selatan Kota Gaza di daerah 'Bundaran Al-Nabulsi', menyebabkan 112 warga Palestina tewas dan hampir 800 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza.
“Situasi menyedihkan di dalam tempat penampungan sangat kejam, dengan meluapnya limbah di halaman sekolah, penumpukan kotoran dan limbah serta penyebaran penyakit yang mengerikan di kalangan pengungsi, terutama anak-anak,” papar laporan Al-Jazeera.
“Para pengungsi menderita kondisi kemanusiaan yang sangat sulit, karena kekurangan makanan dan air yang parah, yang membuat mereka rentan terhadap penyakit dan memperburuk kekurangan pangan,” ungkap laporan itu.
Situasi yang mengerikan ini telah memaksa penduduk di Jalur Gaza utara untuk mencari makanan apa pun yang bisa dimakan, bahkan ada yang menggiling pakan ternak dan unggas untuk dimakan.
Warga lain mencari lahan pertanian untuk mencari dedaunan yang ditanam di lahan tersebut untuk memuaskan rasa lapar mereka.
Di wilayah selatan dan tengah Jalur Gaza, penduduk mengalami kesulitan besar dalam mencari bahan makanan karena ketersediaan pangan yang terbatas dan lonjakan harga di tengah meningkatnya tingkat kemiskinan.
Sekali lagi, Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengingatkan bahwa lembaga internasional tidak mampu mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza bagian utara selama lebih dari satu minggu.
Melalui unggahan di media sosial, Guterres menyampaikan bahwa warga sipil yang putus asa di Gaza membutuhkan bantuan segera, termasuk mereka yang tinggal di wilayah utara Jalur Gaza.
Jumlah korban meninggal terus meningkat, dan saat ini Israel tengah dihadapkan pada persidangan di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina.
Israel telah melakukan serangan yang merusak di Gaza sejak tanggal 7 Oktober.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]