WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, kembali mengingatkan dunia internasional mengenai ancaman krisis pendanaan yang semakin mendesak.
Peringatan tersebut ia sampaikan saat berbicara di hadapan Komite Keempat Majelis Umum PBB, di mana ia menegaskan bahwa UNRWA tengah menghadapi kekurangan anggaran yang sangat serius antara tahun 2025 hingga awal 2026.
Baca Juga:
Gaza Menuju Krisis Air Total: Sistem Distribusi Runtuh Akibat Blokade dan Serangan
Menurut laporan Anadolu, Sabtu (15/11/2025), defisit yang harus ditutupi diperkirakan mencapai US$200 juta atau sekitar Rp3,3 triliun.
Lazzarini menjelaskan bahwa pemasukan lembaga itu pada kuartal pertama 2026 berada jauh di bawah kebutuhan minimal untuk menutupi kekurangan tahun 2025.
Kondisi ini membuat situasi keuangan UNRWA berbeda dan lebih berat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga:
Dapur Umum Dijarah, Gaza Hadapi Kelaparan Akut dan Kehancuran Sistemik
Tanpa injeksi dana baru dari negara-negara donor, Lazzarini memperingatkan bahwa keberlangsungan operasional UNRWA berada di titik kritis.
Lembaga tersebut saat ini bertanggung jawab atas 40 persen layanan kesehatan primer di Jalur Gaza, serta menjadi penyedia pendidikan bagi ratusan ribu anak Palestina di berbagai wilayah pengungsian.
Peran itu menjadikan UNRWA penopang utama bagi kebutuhan dasar jutaan pengungsi Palestina.