WahanaNews.co | Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Gautam Adani, miliarder
energi asal India, memperbesar aset batu baranya, meski telah berjanji untuk
menjadikan konglomerasinya negatif karbon.
Grup Adani menggandakan kapasitas
pembangkit listrik tenaga batu bara menjadi 24 gigawatt, berencana untuk
memiliki, mengembangkan atau mengoperasikan tambang batu bara baru dengan
kapasitas gabungan 132 juta ton per tahun, dan sedang mengejar proyek minyak
dan gas, termasuk kemitraan dengan Total Energies Prancis SE, menurut laporan
yang diterbitkan Market Forces, Senin (12/7/2021).
Baca Juga:
Ratu Batu Bara Tan Paulin Diperiksa KPK di Kasus Rita Widyasari
Organisasi yang berbasis di Australia dan kritis soal proyek batubara,
Carmichael Adani, mengatakan di
Queensland, analisisnya
didasarkan pada data dari beberapa kepemilikan Adani.
Dilansir Bloomberg, Senin (12/7/2021), Pablo Brait, juru kampanye di Market Forces,
mengatakan, secara keseluruhan, inisiatif ini menunjukkan perusahaan memberikan
kontribusi negatif yang signifikan terhadap pemanasan global daripada
mempersiapkan transisi energi.
Temuan ini dapat meningkatkan
pengawasan pada kelompok yang berbasis di India dan pendirinya, yang dengan
cepat naik ke jajaran orang terkaya di Asia dan awal tahun ini menandatangani
salah satu pinjaman energi bersih terbesar di benua itu dengan 12 bank global.
Baca Juga:
KPK Ungkap Eks Bupati Kukar Dapat US$5 per Matrik Ton dari Perusahaan Batu Bara
Sementara hampir semua aset batu bara
Adani berada di India, di mana pemerintah mengatakan tidak dapat
memprioritaskan penghapusan emisi tanpa pendanaan yang cukup dari negara-negara
kaya, dia menghadapi tekanan yang semakin besar dari para aktivis dan beberapa
investor atas proyek Carmichael.
Sayangnya, perwakilan Grup Adani tidak
menanggapi permintaan komentar.
"Konglomerasi akan bertransisi ke
karbon negatif dengan menyeimbangkan migrasi energi kita dengan
hati-hati," kata Gautam Adani, 30 Juni 2021, di Forum Global India, tanpa memberikan
batas waktu.
Dia menambahkan bahwa peralihan dari
bahan bakar fosil yang lebih murah "seharusnya tidak menghancurkan aspirasi
ribuan orang yang kekurangan listrik."
Batu bara saat ini menyumbang hampir
70 persen dari produksi listrik India, meskipun pangsa tersebut telah menurun.
Brait dari Market Forces mengatakan, laporan itu sebagian didorong oleh
percakapan dengan bank, termasuk Barclays Plc dan Credit Suisse Group AG, yang
mengatakan mereka bersedia membiayai Adani karena itu adalah perusahaan yang
beralih ke energi bersih.
Pejabat di Barclays dan Credit Suisse
menolak berkomentar.
State Bank of India, pemberi
pinjaman terbesar di negara itu, belum memutuskan apakah akan membantu
membiayai tambang Carmichael menyusul meningkatnya tekanan dari para aktivis
iklim dan investor.
"Banyak perusahaan sektor keuangan
semakin membuat janji seputar perubahan iklim dan bahan bakar fosil, tetapi
Adani benar-benar menguji komitmen tersebut," kata Brait.
Adani diketahui merupakan orang
terkaya kedua di India setelah Mukesh Ambani.
Di jajaran Bloomberg Billionaires Index, Adani menempati peringkat ke-24
dengan kekayaan US$ 55,9 miliar. [qnt]