WahanaNews.co | Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, mendesak Kazakhstan agar segera menghentikan praktik tembak mati demonstran yang membuat kerusuhan semakin berkobar.
"Itu adalah sesuatu yang sangat saya tolak. Perintah untuk menembak mati itu salah dan harus dihapuskan. Kami sangat khawatir dengan status darurat yang dideklarasikan di Kazakhstan," ujar Blinken, sebagaimana dikutip AFP, Minggu (9/1/2022).
Baca Juga:
Aparat Desa dan Kades Gelar Aksi di Depan Gedung DPR, Puan Maharani Angkat Suara
Blinken mengatakan bahwa ia sudah menyampaikan langsung kekhawatiran AS ini saat berbincang dengan Menteri Luar Negeri Kazakhstan, Mukhtar Tileuberdi.
"Kami menegaskan bahwa kami ingin pemerintah Kazakhstan menangani demonstran dengan menghormati hak asasi mereka, sembari menahan kekerasan," ucap Blinken.
Blinken melontarkan pernyataan ini untuk menanggapi perintah Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, pada Jumat lalu. Saat itu, Tokayev, memerintahkan militer untuk langsung menembak demonstran yang memicu kerusuhan.
Baca Juga:
Aksi Demo Tolak Konser Coldplay Tak Ada Pemberitahuan, Polisi Ingatkan Hal Ini!
"Saya sudah memerintahkan aparat hukum untuk menembak mati langsung tanpa peringatan," kata Tokayev.
Sejak saat itu, kerusuhan di Kazakhstan tak kunjung padam. Hingga Minggu, tercatat setidaknya 164 orang tewas akibat kerusuhan di Kazakhstan. Sementara itu, 5.800 orang lainnya ditahan kepolisian.
Kerusuhan besar-besaran ini juga menyebabkan kabinet pemerintahan yang dipimpin Perdana Menteri Askar Mamin mengundurkan diri massal pada Rabu siang.