WahanaNews.co, New York - Skandal seks anak mengguncang Amerika Serikat (AS), negara demokrasi terbesar di dunia, melibatkan sejumlah tokoh ternama, mulai dari politisi hingga musisi.
Mantan Presiden AS, Bill Clinton, dan Donald Trump dilibatkan dalam skandal tersebut, bersama dengan tokoh-tokoh lain seperti Pangeran Andrew dari Inggris, musisi terkenal Michael Jackson, dan pesulap David Copperfield.
Baca Juga:
Oknum Jaksa dan Pengacara Jadi Tersangka Karena Menilap Uang Korban Robot Trading Rp23 M
Kabar ini muncul dari dokumen persidangan terkait skandal perdagangan seks yang melibatkan Jeffrey Epstein, yang dirilis pada Rabu (3/1/2024).
Paparan berkas ini membuka pintu informasi baru dalam upaya untuk mengungkap jaringan perdagangan seks yang melibatkan anak di bawah umur yang diorganisir oleh Epstein, yang meninggal pada tahun 2019, dan rekannya Ghislaine Maxwell.
Seks di Bawah Umur
Baca Juga:
Karier Tamat, Hotman Nyuruh Razman Bertani dan Nambah Istri di Kampung
Epstein, seorang jutawan yang sering bergaul dengan elite dan terkenal, mengakui bersalah pada tahun 2009 terkait dakwaan membujuk anak di bawah umur untuk melakukan pelacuran.
Dia juga dituduh menjalankan jaringan perdagangan seks di bawah umur, meskipun dia mengaku tidak bersalah.
Kematian Epstein di penjara sebelum persidangan federalnya membuatnya menjadi sorotan, dengan tim medis New York menyatakan bahwa itu adalah hasil bunuh diri.
Hakim Loretta Preska di New York memerintahkan pengungkapan dokumen sepanjang 900 halaman sebagai bagian dari proses hukum terhadap Ghislaine Maxwell.
Berkas tersebut mengidentifikasi lebih dari 100 orang, beberapa di antaranya diduga terlibat dalam tindakan ilegal, sementara yang lain mungkin membuat tuduhan atau berpotensi menjadi saksi mata.
Dokumen-dokumen lainnya diperkirakan akan dirilis dalam beberapa hari mendatang setelah rilisnya berkas ini. Beberapa tokoh terkenal yang disebutkan dalam dokumen tersebut termasuk dua mantan presiden Amerika Serikat, Bill Clinton dan Donald Trump, serta Pangeran Andrew dari Inggris.
Dalam konteks Bill Clinton, namanya disebutkan berulang kali dalam dokumen persidangan.
Meskipun tidak ada indikasi bahwa Clinton terlibat dalam tindakan ilegal, seorang saksi bernama Johanna Sjoberg dalam dokumen tersebut menyatakan bahwa Epstein pernah mengatakan kepadanya bahwa Clinton "suka yang muda-muda, yakni cewek-cewek."
Meskipun Clinton pernah terlibat dalam skandal perselingkuhan dengan Monica Lewinsky, yang pada saat itu berusia 22 tahun, tidak ada bukti dalam dokumen yang menunjukkan keterlibatan Clinton dalam tindakan ilegal.
Dalam kesaksiannya, Ghislaine Maxwell mengonfirmasi bahwa Clinton pernah terbang beberapa kali dengan Epstein di pesawat pribadinya, meskipun dia tidak dapat menyebutkan dengan pasti berapa kali.
Clinton diketahui terbang bersama Epstein dalam rangka mengirimkan bantuan kemanusiaan di Afrika pada awal 2000-an dan awalnya memuji Epstein sebagai dermawan yang berkomitmen.
Namun, hubungan mereka memburuk dan Clinton memutuskan hubungan dengan Epstein.
Ketika diminta untuk memberikan konfirmasi terkait dokumen persidangan yang menyebutkan namanya, perwakilan Clinton merujuk pada pernyataan yang telah dikeluarkan oleh Clinton pada tahun 2019.
Dalam pernyataan tersebut, Clinton menyatakan bahwa ia "tidak tahu apa-apa" mengenai kejahatan yang dilakukan oleh Jeffrey Epstein.
Pernyataan Clinton pada tahun 2019 menegaskan bahwa ia tidak pernah melakukan perjalanan bersama Epstein secara seorang diri, melainkan selalu ditemani oleh staf pendukung dari Yayasan Clinton yang dimilikinya.
Menurut pernyataan tersebut, Dinas Pengamanan Presiden AS atau Secret Service selalu mengawalnya setiap saat selama perjalanan tersebut.
Sebagai tanggapan terhadap laporan media yang menyebutkan bahwa Clinton pernah mengunjungi pulau pribadi milik Epstein di Karibia setelah mengundurkan diri dari jabatannya pada tahun 2001, pengacara Ghislaine Maxwell berusaha untuk membantah klaim tersebut.
Pengacara menyatakan bahwa "faktanya, Clinton tidak berada di Pulau Little St James antara 1 Januari 2001 dan 1 Januari 2003."
Pengacara juga menambahkan bahwa jika klaim media tersebut benar, maka agen-agen Secret Service diharuskan untuk menyerahkan catatan perjalanan terkait perjalanan tersebut.
Saksi Virginia Giuffre, yang juga tengah mengajukan tuntutan hukum terhadap Ghislaine Maxwell, diduga telah berulang kali berusaha meminta kesaksian dari Clinton mengenai hubungannya dengan Jeffrey Epstein, namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
Bagian tertentu dari dokumen persidangan mengindikasikan bahwa pengacara Ghislaine Maxwell berusaha membantah laporan media yang menyebutkan bahwa Clinton pergi ke pulau pribadi Epstein di Karibia setelah mengundurkan diri dari jabatannya pada tahun 2001.
Pengacara Maxwell menyatakan bahwa, secara faktual, Clinton tidak berada di Pulau Little St James antara 1 Januari 2001 dan 1 Januari 2003.
Pengacara tersebut menambahkan bahwa jika klaim media tersebut benar, maka agen-agen Secret Service diwajibkan untuk menyerahkan catatan perjalanan terkait perjalanan tersebut.
Menurut laporan ABC, saksi Virginia Giuffre, yang juga tengah mengajukan tuntutan hukum terhadap Ghislaine Maxwell, tampaknya telah berupaya beberapa kali agar Clinton bersaksi mengenai hubungannya dengan Epstein, tetapi upayanya tidak membuahkan hasil.
Dalam kasus Donald Trump, mantan Presiden AS tersebut juga disebut dalam dokumen persidangan.
Saksi Johanna Sjoberg mengatakan bahwa Epstein pernah menyatakan kepada dirinya bahwa dia akan menghubungi Trump saat mereka menuju salah satu kasino milik Epstein di New Jersey.
Namun, dokumen persidangan tidak menyebutkan dugaan kesalahan Trump. Sjoberg juga ditanya apakah dia pernah memberikan pijatan kepada Trump, dan dia menjawab dengan "tidak."
Pangeran Andrew
Johanna Sjoberg juga mengeklaim Pangeran Andrew meraba payudaranya di sofa apartemen Epstein di Manhattan pada 2001.
Dalam tuduhannya, Sjoberg mengatakan Pangeran Andrew menaruh tangannya di dada untuk berpose bersama Virginia Giuffre (penuduh lainnya), dan sebuah boneka bertuliskan "Pangeran Andrew".
Istana Buckingham sebelumnya menepis tudingan Sjoberg, yang menurut mereka: "sama sekali tidak benar".
Pada 2022, keluarga kerajaan Inggris memberikan uang jutaan kepada Giuffre dalam penyelesaian sengketa - Giuffre sebelumnya menuduh Pangeran Andrew melakukan pelecehan seksual kepada dirinya sewaktu dia masih berusia 17 tahun.
Pangeran Andrew mengeklaim dia tidak pernah bertemu dengan Giuffre - dan menyanggah tudingannya.
Michael Jackson dan David Copperfield
Nama penyanyi Michael Jackson dan pesulap David Copperfield juga disebut-sebut dalam dokumen persidangan - Sjoberg mengaku bertemu dengan mereka melalui Epstein.
Meski begitu, Sjoberg tidak menuduh keduanya atas kesalahan apa pun.
Agen model asal Prancis Jean-Luc Brunel, yang bunuh diri di penjara Paris tahun 2022 sebelum pembacaan tuntutan kasus pemerkosaan terhadapnya dibacakan, juga disebut berkali-kali di dokumen persidangan.
Virginia Giuffre mengaku dipaksa berhubungan badan dengan beberapa tokoh terkemuka termasuk Gubernur New Mexico Bill Richardson.
Sebelum dia tutup usia tahun lalu, Richardson menyanggah dirinya pernah bertemu Giuffre. Dia tidak pernah menghadapi tuntutan hukum apa pun.
Penjaga keamanan rumah Epstein, Alfredo Rodriguez, yang meninggal dunia pada 2015, menjuluki Ghislaine Maxwell sebagai "sang bos" dalam kesaksiannya.
Dalam dokumen persidangan disebutkan bahwa Rodriguez diinstruksikan untuk selalu membawa uang tunai yang akan diberikan kepada siswi-siswi SMA dan perempuan muda yang membantu Epstein dalam merekrut korban.
Pentingnya pengungkapan nama-nama dalam dokumen ini dijelaskan oleh Hakim Loretta Preska, yang memerintahkan rilis dokumen persidangan sebagai bagian dari proses hukum terhadap Ghislaine Maxwell, putri dari media mogul Robert Maxwell.
Ghislaine Maxwell saat ini sedang menjalani hukuman penjara 20 tahun atas perannya sebagai perekrut untuk Epstein, dan tim pengacaranya telah mengajukan banding terhadap vonis bersalahnya.
Hakim Preska menyatakan bahwa banyak nama yang disebutkan dalam dokumen tersebut sebelumnya telah muncul di media dan pengadilan pidana terkait kasus Maxwell.
Dia menambahkan bahwa banyak pihak "tidak menyatakan keberatan" terhadap rilis dokumen ini. Meskipun demikian, beberapa nama tetap dirahasiakan, termasuk nama korban anak-anak.
Holly Baltz, Editor investigasi Palm Beach Post, menyampaikan kepada CNN bahwa kemungkinan akan ada pengungkapan rincian baru setelah dirilisnya dokumen ini.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]