WahanaNews.co, Jakarta - Amerika Serikat telah menambah jumlah pesawat pengebom dan aset strategis lain yang dikerahkan ke Korea Selatan untuk melindungi keamanan negara itu dari ancaman Korea Utara, menurut pejabat senior Korsel, Selasa (07/11/23).
Korut meningkatkan ancaman nuklir dengan mengubah konstitusinya pada September untuk memperkuat kebijakan nuklir dan sang pemimpin, Kim Jong-un, berjanji untuk mempercepat produksi senjata nuklir.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Menanggapi ancaman keamanan itu, sebuah bomber B-52 mendarat di Korsel untuk pertama kalinya dan sebuah kapal induk bertenaga nuklir tiba di pelabuhan Pangkalan Angkatan Laut Busan.
Pejabat Korsel dan AS juga memantau uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua Minuteman III di Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di California pekan lalu.
Pejabat Korsel mengatakan langkah terbaru itu menunjukkan upaya AS untuk menegaskan kembali komitmen “pencegahan yang diperluas” dengan menggunakan seluruh kemampuan militer, termasuk nuklir, untuk membela Korsel.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
"Pengerahan (aset-aset strategis) memastikan komitmen AS terhadap rakyat Korea sembari memperingatkan rezim Kim Jong-un, dan Korut telah menanggapi (langkah tersebut)," kata pejabat senior kementerian pertahanan Korsel kepada wartawan.
"Kami yakin Korut merasa terancam, dan frekuensi serta intensitas ancaman itu juga meningkat," sebut pejabat itu.
Ketegangan di kawasan itu masih tinggi seiring meningkatnya pengujian rudal balistik Korut sejak tahun lalu, termasuk uji rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat Hwasong-18 pada April dan Juli.
Korut juga melakukan uji coba peluncuran satelit mata-mata ke orbit pada awal tahun ini, yang berakhir dengan kegagalan.
Menghadapi situasi itu, AS dan Korsel telah melakukan latihan gabungan yang melibatkan pesawat pengebom B-52 tahun ini sebanyak lima kali, lebih sering daripada tahun sebelumnya, menurut Kemhan Korsel.
Kapal selam berkemampuan nuklir AS juga mendatangi Pangkalan Angkatan Laut Busan pada Februari untuk pertama kalinya sejak 1981.
Pejabat itu mengatakan Seoul dan Washington dijadwalkan akan menyempurnakan Deklarasi Washington, yang diadopsi pada pertemuan puncak bilateral pada April, terkait pertukaran informasi, perencanaan dan pelaksanaan bersama aset nuklir AS, pada pertemuan tingkat menteri pertahanan pekan depan.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berencana mengunjungi Seoul untuk menghadiri Pertemuan Konsultatif Keamanan tahunan pada 13 November dengan Menhan Korsel Shin Won-sik.
Austin juga akan menghadiri acara lainnya untuk menunjukkan komitmen keamanan AS yang “sangat kuat”, menurut Departemen Pertahanan AS.
[Redaktur: Sandy]