WahanaNews.co | Amerika Serikat melaporkan, di negara itu telah terjadi lebih dari 100 ribu kematian Covid-19 sejak 12 Desember, pada Jumat (4/2).
Angka kematian yang tinggi ini terjadi saat infeksi virus corona meningkat di tengah penyebaran varian Omicron.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Bukti awal menunjukkan varian Omicron lebih mudah menular meski menimbulkan gejala yang lebih ringan dibandingkan varian virus corona lainnya.
Namun, lonjakan jumlah kasus Covid-19 di AS, terutama varian Omicron, semakin memenuhi kapasitas rumah sakit dan membuat sistem kesehatan Negeri Paman Sam terancam kewalahan.
Beberapa pakar menyampaikan mayoritas pasien Covid-19 Omicron bergejala sedang hingga berat adalah warga yang belum vaksin atau orang dengan penyakit kronis.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Sementara itu, data Reuters menunjukkan, sampai pada Jumat (4/2), total sebanyak 904.228 orang meninggal dunia sejak pandemi terdeteksi di AS. Angka ini lebih dari seluruh populasi Dakota Selatan.
Angka ini merupakan angka kematian akibat Covid-19 tertinggi yang dilaporkan oleh sebuah negara.
Walaupun demikian, angka kematian akibat Covid-19 di AS terlihat berkurang karena infeksi varian Omicron yang turun.
Rata-rata kasus kematian selama tujuh hari sampai pada Jumat (4/2) turun mencapai 2.592, dibandingkan saat puncak infeksi saat ini yang mencapai 2.674.
Bila dibandingkan dengan penyebaran varian Delta, pada Januari 2021 rata-rata kematian mencapai 3.300 kasus per hari.
Beberapa pejabat kesehatan menilai wabah Omicron berkurang dan membuat angka rawat inap turun. Ada juga yang menilai AS mengalami fase baru pandemi.
Di negara bagian Ilowa, pemerintah mengumumkan deklarasi bencana kesehatan masyarakat, dan langkah-langkah keamanan khusus untuk penanganannya, akan berakhir pada 15 Februari.
"Flu dan penyakit infeksi lainnya merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari, dan virus corona akan ditanggulangi dengan cara yang sama," kata Gubernur Kim Reynolds dalam pernyataan Twitter.
Mengutip data New York Times, AS mencatat penambahan infeksi virus corona mencapai 123.593 kasus pada Sabtu (5/2). Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan sebulan sebelumnya yang mencapai 704.064 kasus pada 5 Januari lalu. [qnt]