WahanaNews.co | Kementerian Luar Negeri Azerbaijan, pada Ahad (24/4/2022), menegaskan, pernyataan Presiden AS, Joe Biden, pada Hari Peringatan Armenia, memutarbalikkan fakta sejarah tentang peristiwa 1915.
"Upaya untuk salah menggambarkan peristiwa yang terjadi seabad yang lalu dan mempolitisasi apa yang disebut 'genosida Armenia' tidak dapat diterima," kata kementerian itu, dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga:
Presiden Biden: Netanyahu Tidak Berpolitik Terkait Perang di Jalur Gaza
Pernyataan Presiden AS itu tidak sejalan dengan negosiasi yang bertujuan untuk normalisasi hubungan antara Turki dan Armenia, tambahnya.
“Peristiwa tahun 1915 harus dipelajari oleh sejarawan, bukan politisi. Upaya untuk memalsukan sejarah dan penggunaannya untuk tekanan politik tidak dapat diterima,” katanya.
Pada Ahad (24/4/2022), Turki juga menolak dan mengutuk pernyataan yang dibuat oleh Biden mengenai peristiwa tahun 1915.
Baca Juga:
Perawat di AS Dipecat Gegara Sebut Perang Israel di Gaza sebagai Genosida
Posisi Turki pada peristiwa 1915 tetap bahwa kematian orang-orang Armenia di Anatolia timur terjadi ketika beberapa pihak berpihak pada invasi Rusia dan memberontak melawan pasukan Ottoman.
Turki menolak menetapkan peristiwa 1915 sebagai “genosida” dan menggambarkannya sebagai tragedi di mana orang Turki dan Armenia sama-sama menjadi korban.
Ankara telah berulang kali mengusulkan pembentukan komisi bersama sejarawan dari Turki dan Armenia di bawah pengawasan para ahli internasional untuk memeriksa masalah ini. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.