"Beberapa dari mereka merayakan di negara asal, yang lain merayakan di sini [Arab Saudi]. Mereka sering mengeluh tak bisa merayakan di sini gara-gara tak ada produk yang mendukung perayaan Natal," kata dia seperti dikutip Arab News, Sabtu (24/12).
Ia kemudian berujar, "Namun, hari ini mereka bisa merayakan dengan produk [perayaan Natal] dengan set musim dingin yang lengkap."
Baca Juga:
Bersatu dalam Kebinekaan, SAPMA Pemuda Pancasila Gelar Perayaan Natal
Salah satu ciri khas perayaan Natal di Saudi yakni tak ada libur bagi umat Kristen. Di pagi hari, mereka tetap bekerja di kantor.
Di Saudi, saat malam Natal juga tak ada ucapan secara resmi. Namun, beberapa warga mendekorasi rumah dengan lampu kelap-kelip dan pohon Natal untuk mengisyaratkan mereka merayakan hari besar itu.
Usai mendekorasi rumah, sesama umat Kristen akan bertemu dan berkumpul di suatu tempat dan doa bersama.
Baca Juga:
Hadiri Perayaan Natal KLHK 2023, Menteri LHK Ajak Tanamkan Cinta Kasih pada Alam
Bagi seseorang yang menjadi tuan rumah untuk makan siang, makan malam, atau perayaan Natal, ia harus memiliki pohon Natal. Biasanya, pohon itu berhias lampu, ornamen bintang kecil, dan bel.
Setelah Malam Natal selesai, di pagi hari, mereka tak pergi ke gereja. Saudi hingga kini belum memiliki tempat ibadah itu secara resmi.
Selama perayaan Natal, warga di Saudi melakukan aktivitas yang sederhana dalam dua hingga tiga hari.