Peristiwa itu merupakan salah satu ledakan non-nuklir terbesar dalam sejarah dan semakin menghancurkan negara yang sudah dilanda perpecahan politik dan krisis keuangan.
Bitar adalah hakim kedua yang memimpin investigasi rumit tersebut. Pendahulunya telah disingkirkan karena banyaknya tantangan dalam menyelidiki kasus ini.
Baca Juga:
Aksi AKP Dadang Guncang Solok Selatan, Hujani Rumah Dinas Kapolres dengan Tembakan
Pada hari Kamis, sesaat sebelum protes terjadi, pengadilan banding menolak permintaan untuk mencopot Bitar dari jabatannya sebagai Hakim yang diajukan oleh dua anggota parlemen yang menjadi terdakwa dalam kasus tersebut. Kedua anggota parlemen merupakan sekutu Hizbullah.
Seruan untuk mencopot hakim itu membuat marah banyak warga yang menganggap tindakan ini sebagai intervensi terhadap peradilan.
Palang Merah Lebanon mengatakan sedikitnya 30 orang terluka. Salah satu korban tewas merupakan seorang ibu yang memiliki lima anak, yang tewas setelah terkena tembakan di kepala. Hizbullah mengatakan pihaknya merencanakan pemakaman untuk wanita itu dan dua pejuangnya pada hari Jumat.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Empat proyektil juga jatuh di dekat sekolah swasta Prancis, Freres of Furn el Chebbak, yang menyebabkan kepanikan. Para siswa kemudian berkerumun di koridor tengah dan siswa harus bergumul di antara asap dan melihat tembakan tanpa henti.
Penembakan mereda sekitar empat jam kemudian, setelah pasukan tentara dikerahkan. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.