WahanaNews.co | Lebih dari 100 orang meninggal dalam beberapa hari terakhir, akibat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda beberapa wilayah di India dan Nepal. Puluhan orang lainnya dilaporkan masih hilang di kedua negara bertetangga itu.
Seperti dilansir AFP, Rabu (20/10/2021), otoritas Uttarakhand, India bagian utara, menuturkan bahwa 46 orang tewas dalam beberapa hari terakhir, dengan 11 orang lainnya hilang. Sedangkan di Kerala, Kepala Menteri Pinarayi Wijayan, menyebut sedikitnya 39 orang tewas.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Sekitar 30 orang di antaranya di Uttarakhand tewas dalam tujuh insiden terpisah di kawasan Naitial, pada Selasa (19/10) waktu setempat, setelah hujan sangat lebah memicu longsor dan menghancurkan sejumlah bangunan.
Pejabat setempat, Pradeep Jain, menuturkan kepada AFP bahwa lima korban tewas di antaranya berasal dari satu keluarga yang rumahnya tertimbun longsor.
Tanah longsor lainnya menerjang distrik Alomra dan menewaskan lima orang setelah bebatuan besar dan lumpur menghancurkan rumah mereka. Sementara di dua distrik terpencil di wilayah Himalaya, sedikitnya enam orang tewas pada Senin (18/10) waktu setempat.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
Departemen Meteorologi India memperpanjang dan memperluas peringatan cuaca buruk pada Selasa (19/10) waktu setempat, yang memprediksi hujan lebat masih akan mengguyur wilayah tersebut. Disebutkan bahwa beberapa area diguyur hujan dengan curah lebih dari 400 milimeter yang memicu banjir dan longsor.
Otoritas India memerintahkan penutupan sementara sekolah-sekolah dan melarang aktivitas keagamaan dan wisata di wilayah itu.
Sementara itu di Nepal, pejabat penanggulangan bencana setempat, Humkala Pandey menyebut puluhan orang meninggal dunia akibat banjir dan longsor.
"Dalam tiga hari terakhir, ada 31 kematian akibat banjir dan tanah longsor yang dipicu hujan deras pasca-musim penghujan di berbagai wilayah negara ini. Sebanyak 43 orang hilang," sebut Pandey dalam pernyataannya.
"Hujan masih mengguyur di banyak tempat. Kami masih mengumpulkan data dari lapangan. Angka kematian masih bisa bertambah," imbuhnya.
Tanah longsor menjadi bahaya yang sering terjadi di kawasan Himalaya, namun para pakar menyebut bencana alam itu menjadi lebih sering terjadi saat hujan semakin tidak menentu dan gletser mencari. Para pakar juga menyalahkan konstruksi bendungan hidroelektrik dan deforestasi sebagai penyebab situasi terkini. [rin]