WahanaNews.co | Pemerintahan Joe Biden mengirim pejabat senior Biro
Penyidik Federal FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri DHS ke Ibu Kota
Port-au-Prince, menjawab permintaan pemerintah Haiti untuk memberikan bantuan
keamanan dan penyelidikan pasca-pembunuhan Presiden Jovenel Moise.
Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, pada Jumat (9/7/2021), mengatakan pada wartawan bahwa
sejumlah pejabat Amerika akan "mengkaji situasi dan bagaimana kami dapat
membantu."
Baca Juga:
Teror di Tengah Kampanye: Sniper Tembak Donald Trump, Dinas Rahasia AS Tangani Insiden
Ditambahkannya, "Amerika masih
melakukan konsultasi erat dengan mitra-mitra internasional dan di Haiti untuk
mendukung rakyat Haiti pasca pembunuhan presiden itu."
Haiti berada dalam kekacauan sejak
Moise ditembak mati di kediaman pribadinya, Rabu (7/7/2021) dini
hari.
Pejabat-pejabat Haiti telah meminta
bantuan Amerika untuk menjaga keamanan dan membantu penyelidikan untuk
menemukan mereka yang bertanggungjawab atas pembunuhan itu.
Baca Juga:
Kasus Jendela Boeing 737 Max 9 Lepas, Ada Dugaan Korban Kejahatan
Duta Besar Haiti untuk AS, Bocchit Edmond, telah mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, meminta dijatuhkannya sanksi terhadap mereka
yang terlibat dalam kejahatan itu.
"Selanjutnya kami meminta pemerintahan
Biden untuk menjatuhkan sanksi berdasarkan UU Magnitsky Global terhadap semua
pelaku yang secara langsung bertanggungjawab atau membantu dan bersekongkol
dalam eksekusi pembunuhan Presiden Moise. Kami berharap dapat bekerjasama
dengan Kedutaan Besar Amerika di Port-au-Prince saat mencari kebenaran dan
keadilan bagi Presiden Moise dan rakyat Haiti," demikian petikan surat
tersebut.
Psaki mengatakan, Haiti tahun ini sedianya menerima bantuan bernilai 75,5 juta
dolar dari Amerika, untuk menjalankan "pemerintahan yang demokratis, layanan
kesehatan, pendidikan, pembangunan pertanian, penguatan kegiatan pra-pemilu,
penguatan perdamaian, dan penegakan hukum."