WahanaNews.co | Seorang jurnalis perempuan Ukraina membentak Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson lantaran frustrasi atas kurangnya tindakan Barat membantu Kiev dari invasi Rusia.
PM Johnson bahkan disebut takut perang karena tak berani datang ke Kiev.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Jurnalis bernama Daria Kaleniuk awalnya memohon dengan emosional kepada Johnson untuk menerapkan zona larangan terbang di atas Ukraina. Namun, pemimpin Inggris itu menolak.
Johnson mengatakan dia tidak dapat menerapkan zona larangan terbang karena akan membuat Inggris dan NATO menembak jatuh pesawat Rusia—sebuah langkah yang menurut para ahli akan memicu reaksi dari Presiden Vladimir Putin yang akan mengarah pada Perang Dunia III.
Kaleniuk, yang berasal dari Kiev tetapi melintasi perbatasan ke Polandia, mengatakan kepada Johnson tentang "ketakutan mendalam" yang dirasakan perempuan dan anak-anak Ukraina karena bom dan rudal yang berjatuhan dari langit.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
"Anda datang ke Polandia, Anda tidak datang ke Kiev," katanya, seperti dikutip ITV, Rabu (2/3/2022)."Karena Anda takut, karena NATO tidak mau membela, karena NATO takut akan Perang Dunia III, tetapi itu sudah dimulai."
Kaleniuk, yang merupakan direktur eksekutif organisasi masyarakat sipil Anti-Corruption Action Centre, menambahkan: "Rakyat Ukraina mati-matian meminta hak untuk melindungi langit kami, kami meminta zona larangan terbang-apa alternatif untuk zona larangan terbang?"
Johnson menjawab: "Saya sangat sadar bahwa tidak cukup yang dapat kita lakukan, sebagai pemerintah Inggris, untuk membantu dengan cara yang Anda inginkan dan saya harus jujur tentang itu."
“Ketika Anda berbicara tentang zona larangan terbang, seperti yang saya katakan kepada (Presiden Ukraina) Volodymyr Zelensky beberapa kali, sayangnya implikasinya adalah Inggris akan terlibat dalam menembak jatuh pesawat Rusia, itu akan terlibat dalam pertempuran langsung dengan Rusia," katanya.
"Itu bukan sesuatu yang bisa kami lakukan atau yang kami bayangkan. Konsekuensinya akan sangat, sangat sulit untuk dikendalikan."
PM Johnson mengatakan kepada Kaleniuk bahwa dia yakin sanksi ekonominya berhasil, bahwa invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina ditakdirkan untuk gagal dan akan sangat sulit baginya untuk melanjutkan jalan yang dia jalani.
Tapi jurnalis itu mengkritisi sanksi Inggris, dengan mengatakan pemilik Chelsea FC Roman Abramovich tidak dikenai sanksi.
"Dia di London, anak-anaknya tidak dalam pengeboman, anak-anaknya ada di London," ujarnya.
Berbicara setelah dia membuat permohonan emosionalnya untuk menegakkan zona larangan terbang, Kaleniuk mengatakan kepada wartawan bahwa tanpa zona larangan terbang, anak-anak Ukraina, rumah sakit Ukraina akan dihantam dengan rudal dan bom.
Dia menyerang keengganan Johnson untuk menegakkan zona larangan terbang, dengan mengatakan Inggris telah menjamin keamanan Ukraina setelah jatuhnya Uni Soviet.
"Dan sekarang perdana menteri Inggris datang ke Polandia dan mengatakan 'tidak mungkin, kita tidak bisa menyerang pesawat Rusia'," ujarnya.
"Ini adalah bayi dan anak-anak Ukraina yang sekarang menjamin keamanan bagi Barat, karena Barat takut."
Kaleniuk mengatakan sebagai sekutu Barat, Ukraina tahu segalanya akan terjadi. "Mereka tahu bahwa akan ada perang yang menghancurkan tapi tidak ada yang siap untuk itu," imbuh dia. [qnt]