Seorang anggota pasukan pertahanan setempat mengungkapkan
penduduk desa menunggu hingga Sabtu untuk keluar dari rumah mereka untuk
melihat korban.
"Pertama-tama, kami mendapatkan sembilan mayat dan
menguburkannya," katanya kepada AFP, seraya menambahkan bahwa delapan lagi
ditemukan oleh tim yang berbeda dan juga dikuburkan pada hari yang sama.
Baca Juga:
Junta Militer Myanmar Tetap Gelar Pemilu, Meski Korban Tewas Akibat Gempa Bertambah
Selang sehari, mereka menemukan delapan mayat lagi.
"Saya melihat dari tubuh mereka bahwa sebagian besar
dari mereka ditembak di kepala," katanya dan dikonfirmasi oleh seorang
pria lain yang membantu memindahkan korban tewas kepada AFP.
Media yang dikelola pemerintah melaporkan hal berbeda
tentang pertempuran itu. Militer mengklaim disergap saat berpatroli.
Baca Juga:
Ratusan Umat Muslim Myanmar Meninggal di Mesjid Akibat Gempa Berkekuatan 7,7 Magnitudo
Tentara menangkis "teroris bersenjata" dan
kemudian menemukan "empat mortir dan enam senjata kunci perkusi",
lapor surat kabar Global New Light of Myanmar, yang tidak menyebutkan jumlah
korban tewas di desa tersebut.
Surat kabar itu juga menyebut, dalam serangan lain di bagian
lain Sagaing, satu anggota pasukan keamanan tewas dan pihak berwenang
"bekerja untuk menstabilkan daerah itu".
Meski mendapat ancaman tindakan keras, pengunjuk rasa di
Myanmar masih turun ke jalan setiap hari untuk menentang rezim militer.