WahanaNews.co | Sebanyak
25 pejuang anti-junta dan warga sipil tewas dalam bentrokan keras yang terjadi di
Myanmar bagian tengah pada Minggu (4/7). Angka itu merupakan laporan sementara,
hasil pencermatan warga lokal.
Baca Juga:
Lokasi Sempat Terdeteksi, 11 Warga Sukabumi Disekap di Wilayah Konflik Myanmar
Dilansir dari AFP, Myanmar berada dalam kekacauan sejak
kudeta Februari lalu yang menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi. Menurut
kelompok pemantau lokal, 890 orang tewas dalam tindakan keras junta terhadap
perlawanan warga.
Di beberapa daerah, warga sipil telah membentuk
"pasukan pertahanan" untuk memerangi Dewan Administrasi Negara. Junta
menyebut pasukan sipil itu sering kali menggunakan senapan berburu atau senjata
darurat yang dibuat dari barang-barang rumah tangga.
Wilayah Sagaingbagian tengah menjadi titik panas pertempuran
kecil antara pasukan pertahanan dan militer. Pada Jumat lalu, pertempuran pecah
di Depayin.
Baca Juga:
Imbas Serangan Udara Junta Militer, 11 Warga Myanmar Tewas
Penduduk mengatakan kepada AFP bahwa truk-truk militer
memasuki daerah mereka dan menembaki sebuah desa di dekat hutan. Militer ingin
mengusir anggota pasukan pertahanan setempat.
"Kami mendengar tembakan artileri sebanyak 26
kali," kata seorang penduduk desa, yang menambahkan bahwa para pejuang
anti-junta mencoba untuk membalas tetapi tidak dapat menangkis serangan itu.
Menurut penduduk setempat, tentara militer menembaki
orang-orang di jalan dan tidak hanya mengincar satu sasaran.