WahanaNews.co | Dinas keamanan Israel masih juga menggunakan cara-cara kekerasan terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem di hari ketiga, Selasa (19/4/2022).
Kondisi memanas itu dilaporkan seorang koresponden Sputnik dari tempat kejadian pada Selasa.
Baca Juga:
Di Tengah Konflik Panjang, Ini Rahasia Israel Tetap Berstatus Negara Maju dan Kaya
Bentrokan di Temple Mount di Kota Tua Yerusalem, yang menampung Masjid Al-Aqsa (situs tersuci ketiga dalam Islam) dan Masjid Qubbat aṣ-Ṣakhra, berlanjut hingga hari ketiga.
“Pasukan keamanan Israel menggunakan peluru karet, bom kebisingan dan gas air mata,” papar laporan Sputnik.
Sebelumnya pada hari itu, pasukan Israel masuk ke Masjid Al-Aqsa, membersihkan tempat itu dari umat Islam.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Pasukan Israel mencegah umat Islam mencapai Temple Mount dan membuka gerbang Mughrabi untuk kerumunan pemukim Yahudi yang menyerbunya di pagi hari.
Pada Jumat, Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan lebih dari 340 warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan pasukan Israel di Yerusalem dan Tepi Barat.
Selain Yerusalem, bentrokan juga terjadi di Hebron, Betlehem, Tulkarm, Qalqilya dan Nablus.
Situasi keamanan di Israel menjadi lebih tegang dalam beberapa pekan terakhir.
Pada 10 April, Kepala Staf Umum IDF Aviv Kohavi memerintahkan militer memperkuat "upaya pertahanan di dekat penghalang keamanan Yudea dan Samaria serta meningkatkan aktivitas kontraterorisme di Samaria utara" setelah serangan di Tel Aviv pada 7 April.
Militer Israel menulis tweet pada 13 April, “Tentaranya dan pasukan keamanan Israel terus melakukan kegiatan kontraterorisme berbasis intelijen di Yudea dan Samaria semalam dan pagi ini."
Aksi militer Israel itu dianggap warga Palestina sebagai bentuk teror oleh rezim Zionis terhadap warga sipil. [rin]