WahanaNews.co | Pemerintah Thailand berencana menambah hutang 150 miliar baht atau USD 4,23 miliar atau Rp62 triliun (kurs Rp14.764 per dolar AS) demi melakukan subsidi agar harga BBM mereka tidak naik.
Gelontoran utang itu mereka lakukan demi mencegah lonjakan inflasi. Kini, kabinet Thailand sudah menyetujui aturan yang menjamin rencana utang itu.
Baca Juga:
628 Pelaku UMKM di Purwakarta Dapat Bansos Rp 1,5 Juta dari Pemkab
Namun, mengutip Channel News Asia, Rabu (16/8), aturan tersebut masih perlu diperiksa oleh Dewan Negara, kantor pemerintah Thailand yang memeriksa undang-undang.
Aturan tersebut juga masih perlu tanda tangan parlemen.
Dana kas The Oil Fuel Fund Office Thailand tersisa sekitar 117 miliar baht atau US$3,3 miliar pada Minggu (14/8/2022) kemarin.
Baca Juga:
Kasetpres Pastikan Tuntutan Demonstran Soal Kenaikan BBM Dicatat Pemerintah
Pasalnya, pemerintah Thailand sudah menggunakan dana di kantor itu untuk mendukung subsidi dan menahan harga minyak supaya inflasi di Thailand yang sempat melonjak ke level tertinggi dalam 14 tahun terakhir pada Juli lalu tersebut bisa dikendalikan.
Subsidi energi berperan penting bagi perekonomian Thailand sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina pada Februari lalu.
Pasalnya, sejak harga minyak dunia melonjak akibat konflik tersebut, upaya pemerintah untuk memperlambat kenaikan harga BBM menjadi sorotan.