Sejak 2013, kata Retno, Indonesia yang diwakili Kelompok Peneliti Pemuliaan Tanaman Pangan (PAIR) bekerja sama dengan IAEA dan Badan Pangan Dunia atau FAO telah mengembangkan 23 varietas padi baru.
Kiprah Indonesia tersebut diapresiasi oleh dunia internasional sehingga mendapatkan penghargaan FAO/IAEA Outstanding Achievement Award sebanyak dua kali, yaitu pada 2014 dan 2021.
Baca Juga:
PBB Tunjuk Retno Marsudi Sebagai Penggerak Agenda Air Global
“Kami merasa terhormat memperoleh FAO/IAEA Outstanding Achievement Award. Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan terhadap dampak sosial ekonomi dari kolaborasi yang kami lakukan dan bukti kontribusi nuklir terhadap pembangunan berkelanjutan,” ujar Retno.
Selain itu, Retno mengatakan, teknologi nuklir pun dapat berperan dalam upaya mengatasi pandemi.
Di sisi lain, Retno menegaskan, komitmen Indonesia mendukung terus IAEA dalam meningkatkan kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir negara-negara berkembang, bisa melalui kerja sama teknis yang inklusif, melalui Kerja Sama Selatan-Selatan.
Baca Juga:
Sekjen PBB Pilih Menlu RI Retno Marsudi Jadi Utusan Khusus
“Mari kita lanjutkan kerja kolektif untuk ‘mempercepat dan memperluas kontribusi energi atom bagi perdamaian, kesehatan, dan kemakmuran’ sebagaimana yang tercantum dalam Piagam IAEA,” kata Retno.
Diketahui, General Conference (GC) ke-65 IAEA berlangsung tanggal 20-24 September 2021.
GC merupakan konferensi tahunan di Markas PBB, Wina (Austria), sejak tahun 1956, yang diselenggarakan bagi negara-negara anggota IAEA untuk menentukan arah kebijakan dalam menjamin penggunaan energi dan teknologi nuklir semata-mata demi tujuan damai. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.