WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di tengah ketegangan yang kian memuncak antara Iran dan Israel, mata dunia tertuju pada satu tokoh yang dinilai masih menjadi penentu arah konflik: Donald Trump.
Meski tidak lagi menjabat sebagai presiden aktif, Trump kembali menyita perhatian dengan komentarnya yang tajam, strategis, dan penuh teka-teki.
Baca Juga:
Benarkah AS Tak Lagi Adidaya? Ini 3 Penyebab Runtuhnya Amerika Versi Warganya Sendiri
Dalam pernyataannya yang disampaikan langsung dari Ruang Oval, ia menegaskan bahwa belum ada keputusan final soal keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik besar di Timur Tengah ini.
“Saya punya ide tentang apa yang harus dilakukan, tetapi saya belum membuat keputusan akhir. Saya ingin membuat keputusan akhir sedetik sebelum waktunya, karena banyak hal berubah, terutama dengan adanya perang,” ujar Trump, Rabu (18/6/2025). “Perang dapat berubah dari satu ekstrem ke ekstrem lainnya.”
Trump menekankan bahwa ia tidak berniat membawa AS ke medan tempur. Namun jika terpaksa harus memilih antara perang atau membiarkan Iran memiliki senjata nuklir, maka pilihannya jelas.
Baca Juga:
Teror Drone Kamikaze Guncang Pangkalan Irak, Siapa Dalangnya?
“Saya tidak berniat untuk berperang. Namun jika pilihannya adalah berperang atau memiliki senjata nuklir, Anda harus melakukan apa yang harus Anda lakukan. Dan mungkin kita tidak perlu berperang,” kata Trump.
Mantan presiden itu pun menegaskan kembali sikap lamanya bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. “Saya juga tidak ingin terlibat, tetapi saya telah mengatakan selama 20 tahun, mungkin lebih lama, bahwa Iran tidak dapat memiliki senjata nuklir,” tegasnya.
Trump bahkan memuji serangan Israel terhadap Iran sebagai langkah yang baik.
“Israel telah melakukan pekerjaan yang sangat baik hari ini, tetapi kita akan lihat apa yang terjadi,” ujarnya.
Menanggapi laporan bahwa Israel mungkin menargetkan fasilitas nuklir Fordow Iran yang berada di dalam gunung dekat Kota Qom, Trump tidak menampik bahwa hanya AS yang punya kemampuan menembusnya.
“Kami satu-satunya yang memiliki kemampuan untuk melakukannya, tetapi itu tidak berarti saya akan melakukannya, sama sekali,” katanya.
Lebih lanjut, Trump mengungkap bahwa Iran telah mengirim sinyal ingin berunding. “Iran ingin bertemu dengan kami,” ucapnya.
Meski begitu, ia meragukan urgensi pertemuan tersebut karena situasi di lapangan terus berubah. Ia mengatakan, “Saya mungkin akan melakukannya atau tidak. Tidak seorang pun tahu apa yang akan saya lakukan.”
Trump menyebut pekan depan sebagai tenggat krusial dalam menentukan arah baru konfrontasi ini.
“Minggu depan akan menjadi penentu bagi Iran dan itu mungkin terjadi sebelum akhir minggu,” katanya, tanpa memberi rincian lebih lanjut.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyatakan bahwa militer siap melaksanakan keputusan apa pun dari Trump, namun menolak menyebut kesiapan secara spesifik untuk menyerang Iran.
“Jika keputusan tersebut dibuat, Departemen Pertahanan siap untuk melaksanakannya,” kata Hegseth dalam sidang di Senat.
Seorang pejabat Gedung Putih menambahkan, “Semua orang siap melaksanakan keputusannya. Begitulah Gedung Putih ini. Dia yang memutuskan, kami yang melaksanakan.”
Sebagai informasi, konflik antara Iran dan Israel meledak sejak Jumat, 13 Juni 2025, ketika Israel meluncurkan Operasi Rising Lion.
Serangan udara Israel sejauh ini menewaskan lebih dari 585 orang di Iran dan melukai 1.326 lainnya.
Iran membalas dalam waktu kurang dari 24 jam dengan drone dan rudal, menyebabkan 24 korban jiwa di Israel serta lebih dari 800 luka-luka.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]