"Penghinaan terhadap Yasser Arafat adalah penghinaan bagi semua orang Palestina. Oleh karena itu, kami menyerukan kepada Yayasan Yasser Arafat untuk menghapus semua karya yang menghina dan meminta maaf, atau kami harus menghapusnya sendiri," kata Fatah dalam sebuah pernyataan.
Kartunis Palestina, Mohammad Sabaanah juga ikut angkat bicara.
Baca Juga:
Buka PRJ 2024, Jokowi: Event Ini Ditunggu Masyarakat
"Pameran itu seharusnya menjadi penghormatan kepada seniman internasional yang telah mendukung Palestina melalui karya mereka, tetapi beberapa seniman Palestina dikeluarkan, dan tidak ada penjelasan lain selain pandangan politik mereka," katanya kepada Al Araby.
Yayasan telah menugaskan sejumlah ahli untuk menilai karya-karya tersebut sebelum dipamerkan.
“Namun, ketika saya mengetahui bahwa beberapa seniman terkemuka tidak diundang untuk berpartisipasi, saya meragukan kriteria di balik pameran dan saya menarik diri dari itu, meskipun saya diundang,” kata Sabanaah.
Baca Juga:
Dispar Sulteng Promosikan Kopi Khas Sulteng di Arabian Travel Market Dubai
"Ada perpaduan yang jelas antara kartun politik dan potret karikatur, yang pada dasarnya merupakan representasi satir dari suatu kepribadian," sambungnya.
"Partisipasi jelas akan mencakup representasi satir Arafat, dipamerkan di museum yang didedikasikan untuk mengenangnya, yang membuat marah publik," ucapnya.
Pada Senin malam, Yayasan Yasser Arafat mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Apa yang telah dipamerkan tidak menghina kepribadian atau simbolisme Yasser Arafat ... seniman mewakili Arafat dari perspektif seni dan budaya mereka sendiri.