WahanaNews.co | Rusia dikabarkan mempunyai sistem kontrol nuklir otomatis yang dapat menembakkan 30 senjata nuklir sekaligus. Sistem itu sendiri dikenal sebagai 'Dead Hand' atau 'Tangan Kematian'.
Dalam laporan media Inggris, Express, sistem ini sendiri bekerja untuk membalas serangan nuklir yang lebih dulu tiba di Rusia. Maka itu, terkadang sistem ini juga disebut dengan 'Perimeter.'
Baca Juga:
Aksi Teror Maut di Moskow Tewaskan 40 Orang
Eksistensi Perimeter sendiri pernah diungkapkan pada 2011 lalu oleh Komandan Rusia saat itu, Sergei Karakaev. Ia mengakui bahkan sistem itu berada dalam posisi siap tempur.
"Dan ketika kebutuhan muncul untuk serangan balasan, ketika tidak ada cara untuk membawa sinyal ke beberapa bagian dari peluncur, perintah ini dapat datang dari rudal ini dari Perimeter," ujarnya dikutip Kamis, (14/4/2022).
Saat ini, menurut Direktur Pengembangan Yayasan untuk Promosi Teknologi Abad 21, Ivan Konovalov, Perimeter telah melewati banyak pengembangan. Pasalnya, sistem perlawanan nuklir ini diciptakan pada jaman perang dingin di mana beberapa dekade telah dilalui.
Baca Juga:
Unggul 87,32 Persen Suara, Vladimir Putin Jadi Pemimpin Terlama di Rusia Setelah Joseph Stalin
Ia meyakini salah satu fitur yang dikembangkan adalah pengiriman perintah pada bomber dan juga kapal selam.
"Pertama-tama, Rusia terintegrasi ke dalam sarana baru intelijen radio-listrik seperti radar kelas Voronezh yang mampu mendeteksi peluncuran rudal hingga 7.000 kilometer jauhnya," paparnya.
"Kedua, para insinyur memodifikasi hulu ledaknya untuk menahan sarana perang elektronik baru yang mematikan sinyal radio."