Negara tersebut batal membayar tagihannya menggunakan aset beku yang digunakan untuk membiayai upaya perangnya.
Pasalnya, cara itu diblokir oleh sanksi Barat.
Baca Juga:
PM Kamboja: Penangkapan Putin Bisa Berdampak Perang Nuklir
Ketika akan membayar dalam mata uang rubel, investor menolaknya.
Laporan kementerian keuangan yang diungkap Bloomberg tersebut juga menunjukkan prospek yang lebih buruk daripada prediksi bank sentral dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Prediksi terakhir bank sentral dan IMF memproyeksikan penurunan ekonomi Rusia di angka 8,5 persen.
Baca Juga:
Sarat Pro dan Kontra, NATO Tak Sepakat Kirim Tank ke Ukraina
Akhir bulan lalu, Bank of Russia menyampaikan perkiraan kontraksi ekonomi antara delapan hingga 10 persen tahun ini.
Sementara, survei yang dilakukan Bloomberg memunculkan angka 10,3 persen.
Berdasarkan catatan beberapa tahun silam, ekonomi Rusia menyusut 7,8 persen pada 2009 sebagai akibat dari krisis keuangan global.