Selama operasi tersebut, ia melakukan spionase dan memiliki operasi yang cukup berpengaruh sebagai koresponden Radio Moskow untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun kemudian, ia malah mengkritik KGB dan pemerintah Soviet.
Putin kemudian menuduh Kalugin menjadi mata-mata untuk AS. Tudingan itu hampir membuatnya ditangkap dan dibunuh. Ia akhirnya menemukan tempat "berlindung" di AS.
Baca Juga:
Aksi Teror Maut di Moskow Tewaskan 40 Orang
"(Putin) akan mencoba melakukan semua yang dia bisa untuk tetap berkuasa dan, tentu saja, menyingkirkan semua saingan potensialnya," ujarnya kepada News Nation Now.
Melihat gelagat Putin yang sudah terbaca dari dulu ini, Kalugin memperingatkan negara Barat untuk mewaspadai gerak-gerik pemimpin Negeri Beruang Merah tersebut ketika menginvasi Ukraina.
"Putin sebenarnya yang memulai invasi ke Ukraina. Itu jelas dan itu bodoh. Ukraina adalah bagian dari Kekaisaran Rusia masa lampau, dan memperlakukan Ukraina sebagai musuh mutlak bertentangan dengan semua logika, sejarah, dan segalanya," katanya.
Baca Juga:
Unggul 87,32 Persen Suara, Vladimir Putin Jadi Pemimpin Terlama di Rusia Setelah Joseph Stalin
Kaluguin tidak berharap Putin bakal menyerang negara Eropa lainnya. Namun menurutnya, Putin merupakan sosok yang tidak dapat diprediksi sehingga ancaman serangan nuklir tidak bisa dianggap angin lalu oleh negara barat.
"Itulah cara Putin untuk mengancam. Dunia Barat tidak boleh mengabaikan ancaman ini," kata dia, seraya menambahkan bahwa Putin "akan melakukan segalanya hanya untuk menghentikan keruntuhan sistem yang dimilikinya."
Ia juga menilai yang dilakukan Presiden AS, Joe Biden, dalam merespons perang Rusia versus Ukraina sudah tepat. Ia menambahkan, yang seharusnya juga dilakukan Barat adalah mengisolasi Moskow dari seluruh dunia.