WahanaNews.co | Menteri Luar Negeri (Menlu) Kenya, Raychelle Omamo, menilai, Presidensi G20 kembali menjadikan Indonesia sebagai episentrum dunia setelah Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955 silam.
“Saya sangat bersyukur bahwa kami bisa meresmikan Kedubes di Jakarta kemarin saat Indonesia memegang Presidensi G20. Indonesia kembali menjadi episentrum dunia,” kata Raychelle, dalam pidatonya pada penandatanganan nota kesepahaman antara Universitas Padjadjaran dan University of Nairobi yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (18/3/2022).
Baca Juga:
Penyakit Misterius Melanda Sekolah di Kenya, 95 Siswa Tiba-tiba Lumpuh
Dalam G20, forum negara-negara yang menyumbang produk domestik bruto (PDB) 80 persen dunia itu, dia menyakini Indonesia akan melancarkan diplomasi yang inovatif dan mengejutkan.
“Diplomasi yang membantu membangkitkan diri dan memahami potensinya serta kemampuan untuk mempengaruhi negara-negara di ajang dunia,” katanya.
Untuk itu, Raychelle berpendapat nilai-nilai luhur yang digaungkan dalam momentum bersejarah KAA perlu dibangkitkan kembali saat ini.
Baca Juga:
Mengenal Sameer Merali, Orang Terkaya di Kenya Berharta Rp11 Triliun
“Kita harus menangkap kembali semangat kebebasan, semangat emansipasi, tekad diri. Kita juga harus memperbarui semangat untuk menjawab segala tantangan saat ini,” katanya.
Dia mengaku merasakan kekuatan saat melihat foto-foto bersejarah di museum KAA.
“Saya merasakan kembali kekuatan yang dulu berada di sini pada 1955 saat sejarah itu diciptakan, saat Indonesia menjadi pusat dunia. Pemikiran revolusioner saya muncul dan menyadari bahwa masih ada tempat untuk Asia dan Afrika menjalin kerja sama,” katanya.
Menurut dia, tidak ada satu negara pun yang mampu berdiri sendiri, sehingga dibutuhkan aliansi dan kemitraan baru untuk membantu dalam menjawab tantangan, seperti globalisasi, rasisme, keterbelakangan dan keamanan.
“Kenya merupakan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Jadi, Kenya dan Indonesia duduk di kursi yang sama, di mana mereka bisa mempengaruhi isu terkait keamanan, pembangunan. Kita harus bangkit, dan melakukan pembaruan serta perubahan dari yang biasa menjadi tidak biasa,” katanya.
Raychelle juga mengatakan Indonesia memainkan peranan penting di wilayah Indo-Pasifik yang menjadi mesin pertumbuhan yang saat ini terus melesat.
“Saya terkesan saat saya di perjalanan menuju ke sini. Di Kenya baru merayakan jalan ekspres yang melintasi Nairobi. Di Jakarta saya melihat ada sekitar 20 jalanan seperti itu. Negara ini juga memastikan 200 juta rakyatnya bisa mengakses air bersih. Kami harus belajar dari negara seperti Indonesia,” katanya. [gun]