WahanaNews.co | Gubernur Distrik Federal Brasilia Brasil, Ibaneis Rocha, dicopot dari jabatan setelah para pengunjuk rasa menggeruduk Istana Kepresidenan, Minggu (8/1) lalu.
Pencopotan Rocha itu diputuskan oleh Mahkamah Agung Brasil.
Baca Juga:
Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Dorong Sinergi Ekonomi Dua Negara
Heboh Pegunungan Mekkah Arab Saudi Menghijau, Warganet Singgung Kiamat
Reuters melaporkan Hakim Mahkamah Agung Brasil, Alexandre de Moraes, memutuskan mencopot Rocha dari jabatannya selama 90 hari ke depan lantaran tak becus mengamankan ibu kota.
Moraes juga memutuskan kamp-kamp di luar pangkalan militer yang didirikan pendukung Bolsonaro mesti dicabut dalam waktu 24 jam. Jalanan dan bangunan di sekitar lokasi juga harus dibuka kembali.
Baca Juga:
Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia pada Energi Terbarukan
Sebagaimana dilansir dari CNN, Moraes juga memerintahkan platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan TikTok untuk memblokir akun pengguna yang menyebarkan propaganda anti-demokrasi.
Para pendukung eks Presiden Bolsonaro sebelumnya menerobos blokade hingga masuk ke gedung Kongres dan Mahkamah Agung serta mengepung Istana Kepresidenan Planalto di Brasilia, Minggu.
Reuters melaporkan berdasarkan keterangan media lokal, sekitar 3 ribu orang terlibat dalam demonstrasi tersebut.
Ribuan pengunjuk rasa itu merangsek masuk ke gedung dan merusak sejumlah fasilitas di gedung Mahkamah Agung dan kongres.
Unjuk rasa itu dipicu penolakan hasil pemilihan presiden pada 30 Oktober lalu. Pesaing Bolsonaro, Luiz Inacio Lula da Silva, menang tipis dari dia.
Bolsonaro pun menaruh curiga dari hasil pilpres tersebut. Para pendukung garis kerasnya pun ikut mempertanyakan hasil pemilu.
Di tengah kerusuhan itu, Lula meneken dekrit intervensi federal di Brasilia. Dekrit ini memberi kekuasaan khusus pada pemerintah untuk memulihkan hukum dan ketertiban di ibu kota.
"Para fanatik fasis melakukan yang tak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah negara ini. Kami akan memburu para vandal tersebut, dan mereka akan dijatuhi hukuman setimpal," ucap Lula, seperti dikutip AFP.
Bolsonaro pun telah buka suara menanggapi protes pendukungnya. Dia mengecam demonstrasi yang dilakukan loyalisnya tersebut dan mengatakan "demonstrasi yang damai dan menghormati hukum merupakan bagian dari demokrasi" yang tepat.
"Namun, penghancuran dan penyerbuan gedung-gedung publik seperti yang terjadi saat ini, serta yang dilakukan oleh kaum kiri pada 2013 dan 2017, sudah melanggar aturan," ujarnya seperti dilansir dari CNN.
"Sepanjang mandat saya, saya selalu bertindak sesuai dengan Konstitusi, menghormati dan membela hukum, demokrasi, transparansi dan kebebasan suci kita."
Sejauh ini, sekitar 400 pedemo telah ditangkap oleh aparat kepolisian, menurut laporan Rocha melalui kicaunnya di Twitter. [rgo]