WAHANANEWS.CO, Brasil - Lebih dari 40 jenazah ditemukan berserakan di jalanan kawasan permukiman kumuh Complexo da Penha, Rio de Janeiro, pada Rabu (29/10/2025) pagi waktu setempat, hanya sehari setelah kepolisian Brasil melancarkan operasi paling berdarah dalam sejarah kota tersebut.
Pemandangan mengenaskan itu muncul setelah aparat melakukan penggerebekan besar-besaran terhadap jaringan narkoba terbesar di negara itu, menargetkan kelompok kriminal Comando Vermelho yang telah lama menguasai wilayah utara Rio.
Baca Juga:
Seraf Naro Cetak Sejarah, Raih Emas Perdana Individu di Kejuaraan Dunia Wushu 2025
Menurut keterangan resmi Pemerintah Negara Bagian Rio de Janeiro, setidaknya 64 orang dilaporkan tewas dalam operasi tersebut, termasuk empat anggota kepolisian yang gugur di lokasi bentrokan.
Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah karena proses identifikasi dan evakuasi masih berlangsung hingga Kamis pagi.
Sejumlah saksi mata mengatakan jenazah-jenazah itu dibawa oleh warga ke jalan utama untuk mencari anggota keluarga mereka yang hilang pasca-baku tembak.
Baca Juga:
Pemerintah Konsolidasikan Isu untuk Dibawa ke Konferensi Perubahan Iklim COP30 Brasil
Banyak warga terlihat menangis, mencoba mengenali kerabat mereka di antara tubuh-tubuh yang ditutupi kain seadanya.
Sementara itu, suasana di kawasan favela itu disebut bak medan perang, dengan ratusan peluru berdesingan, kendaraan lapis baja berpatroli, dan helikopter berseliweran di atas atap rumah-rumah kumuh.
Sebanyak 2.500 personel kepolisian bersenjata lengkap dikerahkan dalam operasi besar ini, dengan dukungan drone dan kendaraan lapis baja.