WahanaNews.co | Militer
China telah mengutus beberapa kapal Angkatan Laut ke Indonesia untuk membantu
mengangkat kapal selam KRI Nanggala-402 yang kandas di perairan Bali bersama 53
awaknya.
Pada saat yang bersamaan, Australia menyatakan tidak lagi
menjadi bagian dari tim internasional yang menolong Indonesia mengevakuasi
kapal selam tersebut.
Baca Juga:
6 Fakta Menarik Halmahera Barat, Ada Pantai yang Bisa Mengusir Kegalauan Pengunjungnya
Pada 25 April lalu, pihak berwenang Indonesia mengonfirmasi
bahwa mereka telah menemukan kapal selam KRI Nanggala-402 yang sudah tua di
kedalaman 838 meter di bawah permukaan Laut Bali. Kapal selam itu terpecah
menjadi tiga bagian.
Kementerian Pertahanan China mengonfirmasi akan bergabung
dengan upaya penyelamatan internasional setelah menyatakan belasungkawa yang
dalam untuk para korban tragedi kapal militer tersebut.
"Kami ingin menyampaikan belasungkawa yang dalam kepada
para korban kapal selam Indonesia yang tenggelam, KRI Nanggala-402, dan
menyampaikan simpati yang tulus kepada keluarga yang berduka," kata juru
bicara Kementerian Pertahanan China, Kolonel Senior Ren Guoqiang.
Baca Juga:
Serahkan Rumah Pada Ahli Waris KRI Nanggala 402, Bupati Sidoarjo Dampingi Menhan Prabowo
Kolonel Ren mengatakan atas permintaan pemerintah Indonesia,
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah mengirim kapal-kapal Angkatan Laut ke
perairan yang relevan di Lombok Straight untuk membantu mengambil kapal selam
buatan Jerman itu.
Selama akhir pekan, seorang ahli kapal selam China yang
tidak disebutkan namanya, dikutip di media milik pemerintah Beijing, mengatakan
misi penyelamatan akan bermanfaat bagi PLA.
"(Ini dapat membantu China) mempelajari geografi militer
maritim di daerah tempat kapal selam itu karam, serta memperluas kerjasama
internasional dan pengaruh Angkatan Laut kami dalam penyelamatan dan pengamanan
kapal selam," kata pakar tersebut.
Angkatan Laut Indonesia mengatakan bahwa tiga kapal China, termasuk
kapal penyelamat Yongxingdao 863, diharapkan bergabung dalam operasi
penyelamatan di utara Bali.
Sementara itu, Departemen Pertahanan Australia mengonfirmasi
bahwa pihaknya tidak lagi menjadi bagian dari upaya internasional untuk
mengangkat kapal selam Indonesia yang terkena musibah.
"HMAS Ballarat dibebaskan dari area pencarian pada 26
April menyusul konfirmasi bahwa Indonesia telah menemukan KRI Nanggala,"
kata seorang juru bicara departemen itu kepada ABC, Selasa (4/5/2021).
"HMAS Sirius dibebaskan dari pencarian sebelum tiba di
area pencarian."
"Australia belum diminta untuk berkontribusi lebih lanjut
untuk penyelamatan KRI Nanggala," imbuh dia. [dhn]