WahanaNews.co | Para ilmuwan China mengembangkan teknologi penambangan tanah jarang (rare earth) yang menawarkan alternatif lebih efisien dan ramah lingkungan.
Penambangan tanah jarang telah lama dianggap sebagai bisnis kotor karena dapat mengakibatkan polusi air dan tanah, tetapi sebuah teknologi baru yang dikembangkan oleh para ilmuwan China itu mungkin mampu mengubah tren tersebut.
Baca Juga:
Penemuan Baru: Kemungkinan Kehidupan Alien di Kutub Utara Merkurius
Elemen tanah jarang (rare earth element/REE), terutama REE berat, merupakan bagian penting dari banyak perangkat berteknologi tinggi, mulai dari iPhone hingga mesin mobil listrik Tesla dan lampu LED.
Lebih dari 90 persen permintaan REE berat global bersumber dari endapan adsorpsi ion, yang terbentuk di dalam kerak pelapukan.
Namun, pertambangan konvensional menerapkan penggunaan bahan kimia yang berlebihan untuk menemukan REE dari deposit ini, tidak hanya menunjukkan efisiensi yang rendah namun juga mencemari lingkungan.
Baca Juga:
Ilmuwan: Februari 2024 Tercatat Sebagai Bulan Terpanas
Para peneliti dari Institut Geokimia Guangzhou di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China mengusulkan pendekatan baru dalam jurnal Nature Sustainability pada awal bulan ini, menunjukkan bahwa penggunaan teknik penambangan elektrokinetik untuk mengekstrak REE dari kerak pelapukan bisa dilakukan secara ramah lingkungan dan ekonomis.
Dalam pendekatan ini, para peneliti membangkitkan medan listrik dengan meletakkan elektroda di bagian atas dan bawah dari sejumlah volume tanah.
Efek elektrokinetik dapat mempercepat migrasi REE, mengurangi kebutuhan terhadap bahan kimia berbahaya.