WAHANANEWS.CO, Jakarta - Beijing menyatakan ketegasannya menolak segala bentuk perjanjian dagang antara Amerika Serikat dan negara lain yang dapat merugikan kepentingan China.
Peringatan keras ini disampaikan pada Senin (21/4/2025), sebagai respons terhadap langkah sejumlah negara yang menjalin kerja sama perdagangan dengan Washington.
Baca Juga:
Pasar Chip Dunia Diprediksi Kuasai Pasar Duni Kalahkan AS, Gaegara Trump?
Mengutip laporan The Sundaily, pemerintah China menegaskan bahwa mereka akan mengambil langkah tegas terhadap pihak-pihak yang dianggap melanggar kepentingan nasionalnya.
"China dengan tegas menentang pihak mana pun yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China," tegas juru bicara Kementerian Perdagangan China.
Peringatan itu tidak berhenti sampai di sana. China menyatakan siap mengambil tindakan balasan terhadap negara mana pun yang tetap menjalin kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat, meski mengetahui potensi dampaknya bagi Beijing.
Baca Juga:
Pakai Produk China, Busana Jubir Gedung Putih Karoline Leavitt Jadi Sorotan
"Jika situasi seperti itu terjadi, China tidak akan pernah menerimanya dan akan dengan tegas mengambil tindakan balasan," tambahnya.
Dalam konteks perang dagang global yang terus memanas, sejumlah negara tengah berupaya melakukan negosiasi dengan AS demi menurunkan tarif perdagangan. Namun, langkah itu tidak berlaku bagi China.
Negeri Tirai Bambu justru menjadi sasaran tarif tinggi dari Washington, mencapai 145 persen untuk berbagai produk, jauh di atas tarif 10 persen yang diberlakukan kepada negara lain.
Sebagai bentuk respons, China pun mengenakan bea masuk sebesar 125 persen terhadap produk-produk asal Amerika Serikat.
Beijing menilai pendekatan yang dilakukan negara lain untuk menjalin kesepakatan dagang dengan AS bisa menjadi bumerang.
Pemerintah China memperingatkan bahwa tindakan tersebut hanya akan menimbulkan ketidakstabilan dan konflik yang merugikan semua pihak.
"Peredaan tidak akan mendatangkan perdamaian, dan kompromi tidak akan dihormati," ujar juru bicara itu.
Ia juga menyampaikan perumpamaan tajam dalam pernyataannya: "Mengutamakan kepentingan pribadi sementara dengan mengorbankan kepentingan orang lain sama saja dengan mencari kulit harimau."
Pernyataan keras ini mencerminkan sikap China yang tidak akan tinggal diam apabila merasa kepentingannya disingkirkan dalam skema perdagangan global.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]