WahanaNews.co | Kerusuhan Perancis yang berlangsung seminggu ditaksir merugikan sektor bisnis hingga US$1,1 miliar atau setara Rp16,4 triliun (asumsi kurs Rp15.040 per dolar AS).
Angka ini merupakan perkiraan kerugian yang dihitung Asosiasi Pengusaha Perancis, MEDEF.
Baca Juga:
Cerita CEO Telegram Pavel Durov Diduga Miliki Empat Paspor
Dilansir CNN Business, pihak MEDEF melaporkan para pengunjuk rasa telah menjarah 200 toko, menghancurkan 300 cabang bank dan 250 toko kecil.
Gelombang kerusuhan ini merupakan buntut penembakan anggota polisi terhadap remaja berusia 17 tahun. Nahel Merzouk, yang berusia 17 tahun, ditembak mati oleh polisi saat berhenti lalu lintas di pinggiran Paris.
Warga berunjuk rasa mengutuk aksi tersebut hingga pecah konflik. Kerusuhan meluas ke berbagai kota lain.
Baca Juga:
Turut Meriahkan Pra Olimpiade Paris 2024, PLN Hadirkan Reog Ponorogo di Acara Exhibition Pencak Silat
Menteri Keuangan Bruno Le Maire menyebutkan jumlah toko yang dijarah mencapai 1.000. Tetapi ia tampak menyepelekan potensi kerusuhan ini berdampak pada ekonomi Perancis.
"Kerusuhan tidak akan berdampak besar pada pertumbuhan (ekonomi) Prancis," kata Le Maire, Rabu (05/07/23).
Le Maire menyebut pemerintah tengah mempertimbangkan cara untuk membantu sektor bisnis yang paling terdampak aksi, di antaranya membatalkan atau menunda kontribusi jaminan sosial, pajak hingga memperpanjang pengajuan klaim asuransi dari 5 hari menjadi 30 hari atas kerusakan yang terjadi.