WahanaNews.co | Amerika Serikat dikabarkan resmi menandatangani persetujuan kontrak pemeliharaan armada helikopter militer Arab Saudi senilai USD 500 juta atau sekitar Rp 7 Triliun.
Kontrak pertahanan ini diumumkan langsung oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (Deplu AS) pada Kamis (16/9/2021) waktu setempat. Kontrak ini juga sekaligus menjadi kontrak pertahanan pertama AS dengan Arab Saudi semenjak Joe Biden menjabat sebagai Presiden AS.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Jumat (17/9/2021), berdasarkan kesepakatan itu, yang merupakan kelanjutan dari perjanjian sebelumnya, AS akan mengirimkan 350 teknisi kontraktor dan dua pejabat pemerintah selama dua tahun untuk menangani pemeliharaan helikopter tempur Apache dan Black Hawk militer Saudi, serta armada pesawat transpor Chinook di masa depan.
"Departemen Luar Negeri AS telah membuat keputusan yang menyetujui kemungkinan Penjualan Militer Asing ke Kerajaan Saudi untuk Layanan Dukungan Pemeliharaan Berkelanjutan (MSS) dan peralatan terkait dengan perkiraan biaya US$ 500 juta," demikian rilis kesepakatan tersebut.
Sebelum memenangi pemilihan presiden, Biden telah berjanji untuk membuat para pemimpin Saudi "membayar" atas pembunuhan jurnalis yang berbasis di AS, Jamal Khashoggi. Khashoggi adalah koresponden The Washington Post yang kerap mengkritik keluarga kerajaan.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Jurnalis kawakan itu tewas pada Oktober 2018 di konsulat Saudi di Turki dalam sebuah operasi rahasia intelijen Saudi. Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang juga dikenal sebagai MBS disebut-sebut terkait pembunuhan tersebut.
Pada akhir Januari lalu, Biden memerintahkan peninjauan semua kontrak senjata yang dibuat oleh pendahulunya, Donald Trump dengan Arab Saudi dan negara-negara lain.
Pekan lalu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin membatalkan rencana kunjungan ke Arab Saudi, karena tidak dapat bertemu dengan sang Putra Mahkota, yang juga menjabat Menteri Pertahanan Saudi.
MBS merupakan titik kontak utama bagi pemerintah AS di bawah Trump. Namun, Biden telah mengindikasikan bahwa dia lebih suka berkomunikasi langsung dengan ayah sang Putra Mahkota, Raja Salman. [rin]