WahanaNews.co | Kelompok pengunjuk rasa di Iran pada Minggu (4/12/2022) menyerukan pemogokan massal selama tiga hari pada pekan ini.
Seruan tersebut bakal menambah tekanan terhadap aparat berwenang, yang terus menghadapi demonstrasi meluas selama beberapa pekan terakhir.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Demo Iran dipicu oleh kematian perempuan bernama Mahsa Amini dalam tahanan polisi moral pada September setelah ditangkap karena dituduh melanggar aturan jilbab.
Sejak saat itu, demo Iran pecah dan meluas ke berbagai kota, menentang pemerintah. Demonstrasi damai berubah menjadi kekerasan di sejumlah tempat.
Ratusan orang dilaporkan tewas sejak demo dimulai usai kematian Mahsa Amini, sebagaimana dilansir Reuters.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Terbaru, para pengunjuk rasa berusaha menjaga perlawanan mereka terhadap Pemerintah Iran dengan meyerukan pemogokan selama tiga hari.
Mereka juga menyerukan aksi demo ke Lapangan Azadi (Kebebasan) Teheran pada Rabu (7/12/2022), menurut unggahan seorang individu yang dibagikan di Twitter oleh akun yang tidak diverifikasi oleh Reuters.
Sementara itu, Presiden Iran Ebrahim Raisi dijadwalkan akan berpidato di depan para pelajar di Teheran pada hari yang sama untuk memperingati Hari Pelajar di Iran.
Seruan serupa untuk aksi pemogokan dan mobilisasi massa dalam beberapa pekan terakhir mengakibatkan eskalasi kerusuhan yang melanda negara itu.
Demo yang meletus di Iran saat ini merupakan aksi protes anti-pemerintah terbesar sejak revolusi pada 1979.
Kantor berita aktivis HRANA melaporkan, hingga Sabtu (3/12/2022), 470 pengunjuk rasa telah tewas, termasuk 64 anak di bawah umur.
HRANA juga melaporkan bahwa 18.210 demonstran ditangkap dan 61 anggota pasukan keamanan tewas. [rna]