Dengan penambahan BESS, maka PLTS mampu menyimpan energi listrik pada saat matahari bersinar dan digunakan pada malam hari.
”Dulu kalau bicara energi murah itu kotor, namun saat ini karena inovasi pada EBT, harga energi dan penyimpanannya turun satu per satu dari tahun ke tahun,” papar Darmawan.
Baca Juga:
Keberhasilan di COP28, PLN Siapkan Terobosan Menuju Net Zero Emissions
Darmawan mengungkapkan, dengan lokasi yang tersebar dan kondisi infrastruktur yang terbatas, maka PLN memperbarui konsep transisi energi di Indonesia dengan pendekatan aspek geografis dan kondisi ekonomi.
”Dengan lokasi yang tersebar dan kondisi infrastruktur yang terbatas, maka perlu adanya konsep baru melalui clustering akselerasi transisi energi berdasarkan aspek geografis dan ekonomi,” ujar Darmawan.
Untuk itu kata Darmawan, PLN siap menghadirkan ekosistem investasi yang kondusif sehingga diharapkan mampu menarik minat para investor berkolaborasi.
Baca Juga:
Transformasi Energi: PLN Yakinkan 14 Entitas Nasional dan Multinasional
”Kami akan terus berinovasi dan siap menghadirkan ekosistem kondusif yang dapat menarik peluang bagi investor berkolaborasi pada penyediaan tenaga listrik berkelanjutan dengan skala proyek yang menarik,” ucap Darmawan.
Ekosistem yang kondusif itu kata Darmawan diwujudkan dalam semangat keadilan pada proses lelang. Tak heran jika lelang tahap 1 program dedieselisasi yang digagas berhasil menarik banyak mitra global, dengan 48 calon mitra yang saat ini terdaftar dalam proses lelang.
Darmawan menandaskan, transisi energi sangat penting dilakukan guna menyediakan energi secara berkelanjutan dan menjaga momentum pembangunan ekonomi secara pesat, mempercepat pertumbuhan, membangun kapasitas nasional dengan menciptakan lapangan kerja, memberikan kesejahteraan pada masyarakat dan mengentaskan kemiskinan, di saat yang sama mampu menjaga lingkungan.