WahanaNews.co | Elon Musk mendapatkan ancaman dari Dmitry Rogozin, Direktur Roscosmos, badan antariksa Rusia.
Mendapat ancaman itu, orang terkaya di dunia tersebut mengaku "siap mati".
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Space menjelaskan Rogozin nampaknya mengancam Musk karena telah membantu Ukraina.
Hal ini terungkap dari unggahan Musk di Twitter yang isinya catatan Rogozin yang dikatakan sudah dikirim ke media Rusia. Catatan itu mengklaim peralatan satelit internet Starlink dari SpaceX telah dikirim militer Amerika Serikat ke angkatan laut Ukraina dan batalion militan NazibAzov.
"Dengan demikian, Elon Musk terlibat dalam memasok pasukan fasis di Ukraina dengan peralatan komunikasi militer," tulis Rogozin yang sudah diterjemahkan di unggahan Musk.
Baca Juga:
Agar Elon Musk Buka Kantor X di RI, Kominfo Atur Strategi
"Dan untuk ini, Elon, Anda akan dimintai pertanggungjawaban seperti orang dewasa, tidak peduli seberapa banyak kamu akan berpura-pura bodoh," lanjutnya.
Perkataan itu sepertinya sebuah ancaman, namun Musk kelihatannya tidak terlalu mengkhawatirkan keselamatannya. Pasalnya, Rogozin juga terkenal dengan gertakan dan ucapan hiperbolanya.
"Jika aku mati dalam keadaan misterius, rasanya menyenangkan mengenal Anda," kicau Musk lagi kepada 91,8 juta pengikutnya.
Sebelumnya, Musk dan Rogozin pernah bersitegang pada 2014, yakni ketika Rogozin mengatakan bahwa AS harus menggunakan trampolin untuk membawa astronautnya ke stasiun luar angkasa (ISS). Itu terjadi karena saat itu AS sepenuhnya bergantung pada pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia untuk misi orbit berawak.
Pada Mei 2020, SpaceX mengakhiri ketergantungan itu ketika meluncurkan dua astronaut NASA ke ISS dalam misi Demo-2 yang bersejarah. Tepat setelah peluncuran itu, Musk mengirimkan balasan kepada Rogozin, 'Trampolinnya berfungsi!'.
SpaceX, Musk, dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat telah terbuka tentang pengiriman terminal Starlink ke Ukraina. Pengiriman itu bertujuan membantu Ukraina mempertahankan beberapa infrastruktur komunikasi selama invasi Rusia.
Pejabat Ukraina meminta peralatan tersebut pada akhir Februari, tak lama setelah invasi dimulai. Sejak itu, laporan masalah konektivitas terus terjadi di Ukraina.
Dikutip dari Fortune, Wakil Perdana Menteri Ukrsuba Myjhaioo Fedorov mengatakan Starlink memiliki sekitr 150 ribu pengguna aktif per hari di Ukraina. [rsy]