Namun ia juga menambahkan, masih diperlukan analisis lebih lanjut untuk memastikan sejauh mana keterlibatan Rusia dalam proyek rudal tersebut.
“Kami percaya ada hubungan erat di sini… Namun, kami perkirakan rudal tersebut masih butuh waktu yang cukup lama sebelum siap dikerahkan dalam operasi nyata,” ujar Kolonel Lee dalam jumpa pers yang dikutip dari Yonhap News Agency, Senin (19/5/2025).
Baca Juga:
Badan Intelijen Korsel: Putri Kim Jong Un Sudah Amankan Narasi Revolusioner untuk Suksesi
Bukan hanya rudal baru yang diuji. Korea Utara juga menggelar latihan udara berskala besar yang melibatkan pesawat tempur Su-25 dan sejumlah drone tempur.
Dalam latihan tersebut, militer Korut mengklaim bahwa mereka berhasil menghancurkan target secara presisi, sebuah pertunjukan kekuatan yang tak hanya simbolis, tapi juga sinyal keras kepada musuh-musuh geopolitik mereka.
Presiden Korea Utara, Kim Jong Un, turut menyaksikan langsung manuver tempur tersebut.
Baca Juga:
SEAL Team 6 Tembak Mati Awak Kapal Korut, Trump: Saya Baru Dengar Sekarang
Dengan penuh wibawa, ia menegaskan kembali ambisinya untuk terus memodernisasi kekuatan militer negaranya.
Modernisasi alutsista, menurutnya, adalah hal yang tak bisa ditawar di tengah perubahan konstelasi kekuatan global.
Uji coba rudal ini datang di tengah meningkatnya kekhawatiran global atas kedekatan Rusia dan Korea Utara, dua negara yang sama-sama menjadi sorotan dan subjek sanksi internasional.