WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di tengah langit yang bergemuruh dan ketegangan kawasan yang tak kunjung mereda, Korea Utara kembali bikin kejutan lewat manuver militer yang mengundang perhatian global.
Pekan lalu, sebuah rudal udara ke udara misterius melesat dari langit Korea Utara.
Baca Juga:
Pasukan Korea Utara Diam-diam Bantu Rusia Libas Ukraina
Rudal itu, menurut pengamatan militer Korea Selatan, tampaknya bukan produk dalam negeri semata.
Militer Korea Selatan, melalui pernyataan resmi Kepala Staf Gabungan (Joint Chiefs of Staff/JCS), menduga kuat bahwa rudal tersebut merupakan hasil bantuan teknologi dari Rusia.
Rudal tersebut diluncurkan dari jet tempur MiG-29, pesawat peninggalan era Soviet yang kini dimodernisasi dengan sistem senjata canggih.
Baca Juga:
Korut Kecam Latihan Militer AS-Korsel
Yang membuat dunia menahan napas adalah dugaan bahwa dukungan Rusia ini bukan tanpa imbalan.
Menurut laporan intelijen yang dibagikan JCS, bantuan teknologi itu kemungkinan besar diberikan sebagai balas jasa atas dukungan militer Korea Utara dalam konflik Rusia-Ukraina, khususnya di garis pertempuran wilayah Kursk, sebuah front penting yang terus dibayangi perang.
Meski belum ada bukti konkrit yang dipublikasikan, juru bicara JCS, Kolonel Lee Sung-jun, menekankan bahwa keterkaitan antara Moskow dan Pyongyang sangat mungkin terjadi.
Namun ia juga menambahkan, masih diperlukan analisis lebih lanjut untuk memastikan sejauh mana keterlibatan Rusia dalam proyek rudal tersebut.
“Kami percaya ada hubungan erat di sini… Namun, kami perkirakan rudal tersebut masih butuh waktu yang cukup lama sebelum siap dikerahkan dalam operasi nyata,” ujar Kolonel Lee dalam jumpa pers yang dikutip dari Yonhap News Agency, Senin (19/5/2025).
Bukan hanya rudal baru yang diuji. Korea Utara juga menggelar latihan udara berskala besar yang melibatkan pesawat tempur Su-25 dan sejumlah drone tempur.
Dalam latihan tersebut, militer Korut mengklaim bahwa mereka berhasil menghancurkan target secara presisi, sebuah pertunjukan kekuatan yang tak hanya simbolis, tapi juga sinyal keras kepada musuh-musuh geopolitik mereka.
Presiden Korea Utara, Kim Jong Un, turut menyaksikan langsung manuver tempur tersebut.
Dengan penuh wibawa, ia menegaskan kembali ambisinya untuk terus memodernisasi kekuatan militer negaranya.
Modernisasi alutsista, menurutnya, adalah hal yang tak bisa ditawar di tengah perubahan konstelasi kekuatan global.
Uji coba rudal ini datang di tengah meningkatnya kekhawatiran global atas kedekatan Rusia dan Korea Utara, dua negara yang sama-sama menjadi sorotan dan subjek sanksi internasional.
Jika dugaan ini benar, maka dunia harus bersiap menghadapi babak baru dalam dinamika militer Eurasia, di mana teknologi dan kekuatan militer tak lagi mengenal batas ideologi.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]