WahanaNews.co |
Jika tak dihuni manusia, biasanya sebuah pulau dipenuhi tanaman atau satwa
endemik. Lalu, apa jadinya jika sebuah pulau dihuni oleh ular beracun?
Baca Juga:
Bukan Diternak, Ular Kobra Dibiarkan Bebas di Rumah Warga India
Nyatanya, pulau tersebut benar-benar ada, namanya Pulau Ilha
da Queimada Grande di Brasil. Letaknya sekitar 90 mil dari lepas pantai São
Paulo.
Sama seperti Indonesia, Brasil ini juga punya beberapa pulau
yang indah. Namun, Ilha da Queimada berbeda, ia mendapat predikat pulau dengan
status paling berbahaya di dunia.
Status pulau paling berbahaya di dunia memang tak berlebihan
untuk Ilha da Queimada. Bagaimana tidak, menurut laporan Smithsonian, pulau ini
dipenuhi dengan 2.000 hingga 4.000 golden lancehead viper (Bothrops insularis).
Baca Juga:
Damkar Tangsel Evakuasi Ular Sanca 4 Meter yang Mangsa Ayam Warga
Ular yang juga dikenal sebagai ular kepala tombak emas ini
merupakan salah satu ular paling mematikan di seluruh dunia.
Atlas Obscura melaporkan terdapat satu sampai lima ular
dalam setiap meter persegi di wilayah pulau tersebut. Kepadatan populasi ular golden
lancehead di Ilha da Queimada Grande dihasilkan dari evolusi selama ribuan
tahun tanpa campur tangan manusia.
Semua bermula pada periode sekitar 11.000 tahun yang lalu,
saat permukaan laut naik cukup tinggi untuk mengisolasi Ilha da Queimada Grande
dari daratan Brasil. Kondisi itu menyebabkan spesies ular yang hidup di sana
berevolusi secara berbeda ketimbang saudara-saudaranya di daratan Brasil.
Ular yang terdampar di Ilha da Queimada Grande tidak
memiliki predator di permukaan tanah. Keuntungan ini memungkinkan mereka
berkembang biak dengan cepat.
Namun, golden lancehead punya satu masalah. Karena pulau itu
terisolasi, mereka juga tidak memiliki mangsa di permukaan tanah.
Untuk mencari makanan, ular golden lancehead biasanya
merayap ke atas pohon untuk memangsa burung yang mengunjungi pulau itu saat
musim migrasi.
Kebanyakan ular biasanya tak langsung memangsa hewan buruan
mereka. Mereka umumnya akan mengigit buruan mereka, menunggu racunnya bekerja,
dan melacak korbannya lagi sebelum dimakan.
Nah, berbeda dengan ular kebanyakan, golden lancehead tidak
dapat melacak burung yang mereka gigit. Untuk mengatasi masalah ini, racun yang
mereka hasilkan berevolusi menjadi tiga hingga empat kali lebih kuat dan
efisien dari ular daratan mana pun. Kemampuan itu memungkinkan ular emas ini
membunuh sebagian besar mangsa, dan melelehkan daging manusia, hampir secara
instan.
Golden lancehead sendiri merupakan musuh utama serangan ular
yang dihadapi warga Brasil. Setidaknya, 90 persen insiden gigitan ular yang
menimpa masyarakat Brasil berasal dari ular golden lancehead.
Menurut laporan Smithsonian, gigitan dari golden lancehead
membawa risiko kematian hingga tujuh persen. Bahkan, meski telah mendapat
perawatan dan pengobatan, korban yang digigit ular itu masih memiliki
kesempatan meninggal hingga tiga persen.
Bisa ular tersebut dapat menyebabkan gagal ginjal, nekrosis
jaringan otot, pendarahan otak dan pendarahan usus.
Dengan risiko semacam itu, pemerintah Brasil secara ketat
mengontrol siapa saja yang masuk ke pulau Ilha da Queimada Grande. Namun, tanpa
aturan ketat pun pulau paling berbahaya di dunia itu enggak bakalan jadi
destinasi wisata yang populer. [dhn]