Kicauan dengan frasa, seperti "Boikot SPC," "Perusahaan pembunuh SPC," dan "Gerakan larangan membeli" sempat tren di Twitter Korea Selatan, dengan beberapa unggahan mengumpulkan ribuan retweet.
Warga Korea semakin marah ketika mengetahui tindakan lain yang dilakukan oleh pabrik tersebut. Dikabarkan oleh NextShark, Paris Baguette nampaknya berusaha menemui ibu korban untuk mencari jalan damai.
Baca Juga:
Buka Donasi untuk Biaya RS Indra Bekti, Aldila Jelita Banjir Kritik
"Mereka memberiku sebuah nomor. Karena pikiran kamu semua sedang kacau, aku rasa mereka ingin bernegosiasi dengan kami untuk urusan ini dan ke depannya," ungkap ibu wanita tersebut.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memerintahkan penyelidikan atas kematian karyawan tersebut, barulah Ketua SPC Group Huh Young In secara terbuka meminta maaf saat konferensi pers.
Ia mengatakan bahwa meminta karyawan kembali bekerja di lokasi kecelakaan adalah salah dan "tidak bisa dimaafkan."
Baca Juga:
Tewaskan Seleb TikTok, DPR Segera Investigasi Ledakan Smelter GNI
Paris Baguette adalah bisnis yang berkembang pesat. Dikutip dari Amerika Franchise Times, waralaba A.S. Paris Baguette berada di peringkat ke-25 dalam peringkat 500 sistem waralaba terbesar di A.S. berdasarkan penjualan global.
Perusahaan berencana membuka 1.000 lokasi di AS pada 2030. Pada hari kematian karyawan tersebut, SPC Group mengumumkan akan membuka Paris Baguette pertamanya di Inggris.
Di Korea Selatan, SPC Group juga mengoperasikan merek internasional seperti Shake Shack dan Baskin Robbins. Sementara di Indonesia, saat ini terdapat 4 cabang Oaris Baguette. [Tio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.