WahanaNews.co | ‘Pablo Escobar Masa Kini’ menjadi julukan yang disematkan kepada Raja Narkoba Kolombia, Dairo Antonio Usuga alias Otoniel. Otoniel berhasil ditangkap oleh petugas keamanan Kolombia sontak membuat kehebohan di dunia maya.
Bos narkoba paling dicari di Kolombia dan pemimpin Klan Teluk ini ditangkap di tempat persembunyiannya di hutan oleh angkatan bersenjata Kolombia.
Baca Juga:
Bantu Jaringan Narkoba Fredy Pratama, Ini Peran AKP Andri Gustami
Seperti dilansir The Guardian dan Associated Press, Minggu (24/10/2021) Kolombia telah menawarkan hadiah hingga 3 miliar peso (sekitar $800.000) untuk informasi mengenai keberadaan Otoniel.
Sementara pemerintah Amerika Serikat menawarkan hadiah sebesar $5 juta untuk membantu menemukannya.
Saat ditangkap, Otoniel ditampilkan dalam keadaan diborgol dan mengenakan sepatu bot karet.
Baca Juga:
BNNP Kalteng Ungkap Jaringan Narkoba Lintas Provinsi
Presiden Kolombia, Ivan Duque menyebut penangkapan Otoniel sebanding dengan jatuhnya Pablo Escobar.
Pablo Escobar merupakan gembong penyelundupan narkoba asal Kolombia yang bertanggungjawab atas 80% perdagangan obat-obatan terlarang di masa lalu. Pada 1993, Pablo Escobar ditembak mati saat berupaya melarikan diri dari kejaran penegak hukum Kolombia.
Catatan Kriminal Otoniel
Otoniel dan saudaranya, yang terbunuh dalam serangan pada 2012, awalnya merupakan anggota kelompok gerilyawan kiri yang sekarang dikenal sebagai Popular Liberation Army atau Tentara Pembebasan Populer.
Otoniel kemudian berpindah pihak dan bergabung dengan musuh, yakni sebuah kelompok paramiliter sayap kanan.
Otoniel juga menolak untuk melucuti senjata ketika milisi menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah pada tahun 2006.
Dia bahkan kian terlibat dalam tindakan kriminal Kolombia dan mendirikan markas di wilayah Teluk Uraba sebagai markas narkoba utama yang dikelilingi oleh Samudra Pasifik dan Karibia di kedua sisinya.
Otoniel dikenal sebagai kepala Klan Teluk yang sangat ditakuti. Kelompoknya menguasai jalur penyelundupan kokain utama melalui hutan lebat di utara ke Amerika Tengah dan ke Amerika Serikat.
Dia masuk dalam daftar buronan yang paling dicari oleh Drug Enforcement Administration Amerika Serikat dengan tawaran hadiah senilai $ 5 juta.
Pria yang kini berusia 50 tahun itu pertama kali didakwa pada tahun 2009, di pengadilan federal Manhattan, atas tuduhan narkotika dan diduga memberikan bantuan kepada kelompok paramiliter sayap kanan yang ditetapkan pemerintah AS sebagai organisasi teroris.
Otoniel juga didakwa di pengadilan federal Brooklyn dan Miami atas tuduhan mengimpor sekitar 73 metrik ton kokain antara tahun 2003 hingga 2014 ke AS, melalui negara-negara seperti Venezuela, Guatemala, Meksiko, Panama, dan Honduras.
Selama bertahun-tahun, Otoniel berhasil bertahan dari kampanye pemusnahan Klan Teluk.
Perlawanannya terhadap pihak berwenang makin melegendakan namanya sebagai bandit kelas kakap yang diceritakan oleh otoritas Kolombia diduga terlibat dalam pelecehan seksual banyak wanita di bawah umur.
Pada 2017, Otoniel sempat menunjukkan wajahnya untuk pertama kalinya saat Paus Fransiskus berkunjung ke Kolombia. Dia bahkan menerbitkan sebuah video di mana ia bersedia meletakkan senjata dan melakukan proses perundingan dengan pemerintah Kolombia.
Pemerintah Kolombia membalas tawaran Otoniel dengan mengerahkan 1.000 tentara untuk memburunya. Kini Otoniel yang diburu bertahun berhasil ditangkap.
"Ini adalah pukulan telak bagi perdagangan narkoba di negara kita pada abad ini," kata Presiden Kolombia, Ivan Duque dalam sebuah pesan seperti dilansir AFP, Minggu (24/10/2021).
Ivan Duque menambahkan bahwa penangkapan itu "sebanding dengan jatuhnya Pablo Escobar," gembong penyelundupan narkoba Kolombia yang terkenal.
Untuk menangkap buronan berusia 50 tahun itu, dikerahkan sekitar 500 tentara bantuan dari AS dan Inggris dan didukung oleh 22 helikopter di wilayah Necocli. Dalam operasi penangkapan tersebut, 1 petugas kepolisian Kolombia tewas. [rin]