WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegangan di Timur Tengah terus meningkat setelah Iran secara terbuka mengakui bahwa beberapa instalasi nuklirnya mengalami kerusakan parah akibat gempuran bertubi-tubi dari Israel dan Amerika Serikat.
Pengakuan ini menjadi perkembangan penting di tengah klaim berseberangan antara pemerintahan Trump dan laporan intelijen AS terkait efektivitas serangan tersebut.
Baca Juga:
Bocor! Intelijen AS: Serangan Trump Gagal Hancurkan Nuklir Iran
"Ya, instalasi nuklir kami rusak parah," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, dalam pernyataan yang dikutip oleh Al Jazeera.
Itu benar karena situs-situs kami diserang berulang kali," tambahnya.
Serangan besar-besaran dari Amerika Serikat terjadi pada Minggu (22/6/2025), menyasar tiga fasilitas nuklir utama Iran yaitu Natanz, Fordow, dan Isfahan.
Baca Juga:
Trump Klaim Damai, Iran Justru Hujani Israel dengan Rudal di Pagi Buta
Washington mengklaim bahwa operasi militer tersebut telah menghancurkan total ketiga situs dan sekaligus melumpuhkan kemampuan Iran dalam memproduksi senjata nuklir.
Israel juga disebut telah melancarkan beberapa serangan sebelumnya, sejak dimulainya Operasi Rising Lion pada 13 Juni.
Serangan-serangan tersebut dilakukan secara terpisah dari operasi militer AS, namun dengan target yang sama: melemahkan infrastruktur nuklir Iran.
Meski pengakuan Iran menegaskan adanya kerusakan, laporan awal dari Komando Pusat AS (CENTCOM) yang dikutip CNN justru menyebut bahwa kerusakan terhadap inti program nuklir Iran belum terjadi secara menyeluruh.
Laporan ini masih bersifat sementara dan menunggu hasil evaluasi lanjutan.
Presiden AS Donald Trump merespons laporan CNN tersebut dengan amarah. Melalui unggahan di platform Truth Social, Trump kembali menegaskan bahwa serangan yang dilancarkan AS telah menghancurkan fasilitas nuklir Iran secara menyeluruh.
“SITUS-SITUS NUKLIR IRAN SUDAH BENAR-BENAR HANCUR!” tulis Trump dalam unggahan yang dikutip oleh AFP.
Di sisi lain, Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) menyatakan tidak akan menghentikan langkah mereka dalam melanjutkan program nuklir.
Kepala AEOI, Mohammad Eslami, menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menghidupkan kembali proyek nuklir mereka yang terdampak.
“Iran telah membuat serangkaian pengaturan terlebih dahulu untuk mengembalikan program nuklir kami,” kata Eslami dalam pernyataan yang dimuat oleh kantor berita Tasnim News.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]