WahanaNews.co | Belum lama ini tersiar kabar temuan sejumlah dokumen rahasia di kantor lembaga think tank Penn Biden Center for Diplomacy and Global Engagement saat Presiden AS Joe Biden menjabat sebagai wakil presiden era Barack Obama.
Penn Biden Center for Diplomacy and Global Engagement merupakan lembaga think tank yang didirikan Biden dan berafiliasi dengan University of Pennsylvania.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Temuan beberapa dokumen lembaga think tank tersebut diumumkan penasihat Biden, Richard Sauber pada Senin (9/1/2023), sebagaimana dilansir AFP.
Sauber menyampaikan bahwa tim pengacara Biden menemukan dokumen-dokumen tersebut pada November 2022 ketika sedang beres-beres ruang kantor.
Tim pengacara Biden kemudian menyerahkan dokumen-dokumen rahasia itu ke Arsip Nasional.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
“Gedung Putih bekerja sama dengan Arsip Nasional dan Kementerian Kehakiman,” kata Sauber dalam sebuah pernyataan.
Sauber menyebut, “sejumlah kecil dokumen dengan tanda rahasia” tersebut ditemukan di lemari terkunci saat itu.
Dia menambahkan, dokumen tersebut bukan subjek permuntaan atau penyelidikan sebelumnya.
Sejak diserahkan ke Arsip Nasional, lanjut Sauber, tim pengacara Biden juga bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap catatan Pemerintahan Obama-Biden dimiliki oleh Arsip Nasional.
CBS News melaporkan, Jaksa Agung Merrick Garland telah menugaskan jaksa AS di Chicago untuk meninjau dokumen tersebut. FBI juga sedang menyelidikinya.
Menurut laporan CBS News, ada sekitar 10 dokumen rahasia yang ditemukan. Seorang sumber mengatakan, tidak ada yang mengandung rahasia nuklir.
Sebelumnya, temuan dokumen rahasia mengguncang mantan Presiden AS Donald Trump.
Pada Agustus 2022, pihak berwenang menggeledah kediaman mantan presiden Donald Trump di Mar-a-Lago setelah tidak merepsons permintaan kerja sama untuk mengembalikan dokumen yang diambil dari Gedung Putih setelah dia kalah dalam pemilu tahun 2020.
Melansir Kompas.com, dalam penggeledahan itu, FBI menemukan ribuan dokumen pemerintah, termasuk lebih dari 100 dokumen yang diberi label rahasia, dan beberapa ditandai sangat rahasia. [eta]