WahanaNews.co | Pada Sabtu (21/7/2023) waktu setempat, Ukraina melancarkan serangan menggunakan drone di Crimea, yang mengakibatkan depot amunisi milik Rusia mengalami kehancuran.
Gubernur wilayah yang diutus oleh Rusia, Sergei Aksyonov, memutuskan untuk melakukan evakuasi penduduk yang tinggal dalam radius 5 kilometer dari lokasi serangan, sebagai tindakan pencegahan.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa ada 12 orang yang terluka akibat serangan tersebut, dengan empat di antaranya langsung dilarikan ke rumah sakit.
Akibat dari serangan ini, gubernur wilayah tersebut juga memutuskan untuk menutup sementara jembatan yang menghubungkan semenanjung Crimea dengan Rusia daratan.
Namun demikian, tidak terdapat laporan mengenai kerusakan lainnya atau korban jiwa akibat serangan tersebut.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Serangan ini terjadi lima hari setelah Ukraina juga menyerang jembatan yang menghubungkan antara Rusia daratan dengan pulau Crimea.
Pada saat itu, Sergei Aksyonov mengungkapkan bahwa musuh berupaya melakukan serangan drone terhadap fasilitas infrastruktur di distrik Krasnnogvardeisky, Republik Crimea.
Setelah peristiwa tersebut, pihak Ukraina mengakui bahwa mereka merupakan pelaku dari serangan tersebut di Crimea.
Hal ini juga ditegaskan oleh seorang sumber anonim dari pihak militer Ukraina, yang menyatakan bahwa serangan terhadap instalasi militer di wilayah Crimea yang diduduki sementara dilakukan oleh pasukan Ukraina.
Crimea sendiri telah menjadi salah satu titik serangan dalam perang antara Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung selama 17 bulan, dan dalam beberapa pekan terakhir, intensitas serangan di wilayah tersebut meningkat.
Penting untuk dicatat bahwa Crimea adalah wilayah yang dicaplok oleh Rusia pada tahun 2014 dan dinyatakan sebagai wilayah merdeka oleh pemerintah Moskow. [eta]