WahanaNews.co | Semboyan rakyat Indonesia Bhinneka Tunggal Ika, bikin Duta Besar Suriah di Jakarta Abdulmonem Annan terkagum-kagum.
Menurut Dubes Annan semboyan Indonesia itu bukan merupakan “lip service”, yang kerap dikatakan oleh negara-negara barat.
Baca Juga:
Presiden AS Joe Biden: Tidak Menginginkan Perang Meluas di Timur Tengah
“Seperti slogan Anda mengatakan kekayaan dalam keragaman. Jadi, kami berharap juga di sana Anda tahu seperti yang diklaim Barat, kadang-kadang mereka mengklaim bahwa mereka menghormati keragaman. Tetapi, ini hanya basa-basi tetapi yang menjadi kenyataan menghormati satu-satunya kepentingan egois mereka,” ungkap Annan, Jumat (14/01/2022) di Jakarta.
Annan juga memuji Indonesia yang tidak hanya menjadi perintis bagi negara-negara muslim.
“Indonesia benar-benar sekarang adalah negara perintis untuk Muslim dan non-Muslim juga dan melakukan pekerjaan besar. Penilaian kami adalah bahwa seperti yang saya katakan kepemimpinan yang bijaksana dan kami sangat optimis bahwa masa depan Indonesia benar-benar sangat cemerlang,” tambahnya.
Baca Juga:
Gempuran Israel di Damaskus Berujung Kematian 4 Prajurit Garda Revolusi Iran
Secara khusus Annan mengharapkan, rakyat Indonesia terus menjaga persatuan dan dukungan terhadap kinerja pemerintah.
“Pesan saya dan saya tidak ingin menggunakan kata prihatin, bahwa negara ini harus menjaga keragamannya. Saya akan mengatakan pendekatan yang tenang untuk masalah isu-isu domestik dan internasional. Pesan saya untuk orang Indonesia Tolong dukung pemerintah Anda dan pertahankan keyakinan dan keyakinan agama Anda,” ucap Dubes Suriah.
Di saat yang sama, Suriah memuji Indonesia yang berhasil mencapai kemajuan di bidang ekonomi sejak 1998.
“Negara Anda sedang menuju era yang sangat penting dan cemerlang. Jika, saya membaca benar Indonesia pada tahun 1998, Indonesia berada di nomor 45 untuk skala ekonomi. Sekarang Anda di dalam G20. Jadi, bisa dilihat dari tahun 2000 seberapa majunya negara ini,” terang Annan.
Berasal dari negara yang tengah dilanda konflik, Annan mendorong, rakyat Indonesia untuk tidak terpengaruh pada pandangan radikal. [qnt]