WahanaNews.co, Jakarta - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa (ECDC) mengungkapkan bahwa 69 kasus infeksi virus West Nile (WNV) telah terkonfirmasi di Eropa dalam tujuh bulan terakhir, dengan kondisi cuaca yang mendukung penyebarannya.
Jumlah itu masih berada dalam kisaran perkiraan sebelumnya, kata ECDC pada Senin (12/8/2024).
Baca Juga:
Polsek Bagan Sinembah Gelar Kegiatan Launching Gugus Tugas Polri dan Ketapang.
"Pada 2024 hingga 31 Juli, delapan negara di Eropa melaporkan 69 kasus infeksi WNV pada manusia yang ditularkan secara lokal," kata institusi yang berbasis di Swedia itu dalam pernyataannya.
Kasus-kasus tersebut dilaporkan oleh Yunani (31), Italia (25), Spanyol (5), Austria (2), Hongaria (2), Serbia (2), Prancis (1), dan Romania (1).
Sedangkan delapan kematian akibat WNV dilaporkan terjadi di Yunani (5), Italia (2), dan Spanyol (1).
Baca Juga:
Banyak Warga Israel Masuk RS, Ini Fakta-fakta Serangan Virus Mematikan West Nile
"Di seluruh Eropa, total kasus yang dilaporkan sepanjang tahun ini berada dalam kisaran yang diperkirakan. Indikator klinis dan tingkat keparahan juga serupa dengan tahun-tahun sebelumnya," kata ECDC.
Penyebaran WNV didukung cuaca hangat dan lembab yang melanda negara-negara Uni Eropa dalam beberapa bulan terakhir.
Jumlah kasus diperkirakan akan bertambah hingga September, kata ECDC.
Virus West Nile menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Virus ini tidak menyebar antarmanusia.
Dari mereka yang terinfeksi, 20 persen di antaranya akan mengalami gejala seperti flu, sakit kepala, demam, muntah, dan diare. Kasus yang parah bisa menimbulkan penyakit neurologis, seperti ensefalitis, meningitis, dan poliomyelitis.
Penyakit ini bersifat endemik di wilayah tropis dan subtropis, tetapi semakin banyak kasus yang dilaporkan oleh negara-negara non-tropis seperti Spanyol dan Yunani.
Hingga saat ini, belum ada vaksin atau obat untuk mencegah dan mengobati demam West Nile.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]