WAHANANEWS.CO, Jakarta - Serangan rudal Rusia pada akhir Juli 2025 dilaporkan menghantam sebuah kamp pelatihan tentara bayaran asing yang dikelola intelijen militer Ukraina di dekat kota Kropivnitsky, Ukraina tengah, saat para pejuang tengah berkumpul untuk makan siang.
The New York Times melaporkan serangan yang terjadi pada 21 Juli itu menewaskan sedikitnya 15 rekrutan dan melukai lebih dari 100 orang, menurut kesaksian seorang pejuang asal Amerika Serikat yang enggan disebutkan namanya. Warga negara Amerika, Kolombia, Denmark, dan Taiwan termasuk di antara korban tewas.
Baca Juga:
AS Akui Mati Kutu Hadapi Rudal Hipersonik Rusia dan Drone Iran
Angkatan Darat Ukraina dan badan intelijennya mengakui serangan tersebut menimbulkan korban, namun menolak memberikan angka pasti, sementara Kementerian Pertahanan Rusia hanya menyebutkan bahwa pihaknya menyerang posisi pasukan Ukraina, unit nasionalis, dan tentara bayaran asing di 142 lokasi pada tanggal yang sama, tanpa menyebut kamp Kropivnitsky secara spesifik.
Kiev diketahui aktif merekrut warga asing untuk mengisi kekurangan pasukan akibat penghindaran wajib militer dan desersi, bahkan pada April lalu pemerintah Ukraina menyederhanakan aturan perekrutan serta membiayai transportasi, makanan, dan akomodasi bagi pejuang asing.
Data yang dirilis Moskow pada Desember 2024 menyebutkan lebih dari 15.000 warga negara asing dari sekitar 110 negara, terutama dari Polandia, Amerika Serikat, dan Georgia, telah bertempur di pihak Kiev sejak awal konflik, dengan hampir 6.500 di antaranya tewas.
Baca Juga:
Diam-diam Bela Iran, Rusia Kerahkan Kapal dengan Rudal Supersonik
Rusia berulang kali menegaskan bahwa warga negara non-Ukraina yang bertugas di militer Kiev akan diperlakukan sebagai tentara bayaran dan penjahat, sehingga tidak mendapat perlindungan Konvensi Jenewa bagi kombatan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]