WahanaNews.co | Duta
Besar Haiti untuk Amerika Serikat (AS) Bocchlt Edmond mengungkapkan pelaku pembuhunan
Presiden Haiti Jovenel Moise adalah tentara bayaran "profesional". Pelaku
menyamar sebagai pasukan agen Drug Enforcement Administration AS.
Baca Juga:
Salah Satu dari 17 Kontainer Bantuan UNICEF Dijarah di Haiti
"Itu adalah serangan yang diatur dengan baik dan itu
adalah para profesional," kata Edmond kepada wartawan, seperti dilansir
dari AFP, Kamis (8/7/2021).
"Kami memiliki video dan kami yakin itu adalah tentara
bayaran," tambahnya.
Dia mengatakan ibu negara, Martine Moise, yang terluka dalam
serangan itu, akan pergi ke Miami untuk perawatan medis. "Saya dapat
memberitahu Anda bahwa pengaturan yang diperlukan telah dibuat sejak pagi ini
untuk memindahkannya ke rumah sakit Miami," ucapnya.
Baca Juga:
Geng Bersenjata Serang Bandara Haiti: Pelarian Massal Narapidana Terjadi
Edmond mengatakan penyelidikan sedang dilakukan terhadap
keberadaan, motif, dan asal-usul para pembunuh. Dia menyebut pelaku yang
terekam berbahasa Spanyol diduga telah meninggalkan Haiti menuju Republik
Dominika, negara berbahasa Spanyol.
"Kami tidak tahu apakah mereka pergi," katanya.
"Jika mereka tidak berada di negara ini sekarang, hanya
ada satu cara bagi mereka untuk pergi dan itu adalah melalui perbatasan karena
tidak ada pesawat."
Menurut Edmon, sebuah pesawat pribadi akan terdeteksi oleh
otoritas penerbangan sipil. Tetapi pergerakan melintasi perbatasan bisa saja
tidak terdeteksi.
Untuk diketahui, Presiden Jovenel Moise, tewas dibunuh dalam
serangan di kediaman pribadinya pada Rabu (7/7) dini hari. Istrinya atau Ibu
Negara Haiti, Martine Moise, juga dilaporkan terkena tembakan, namun berhasil
selamat.
Atas peristiwa pembunuhan itu, Claude Joseph selaku PM
interim Haiti, kini mengambil alih kepemimpinan sementara. Dia menuturkan bahwa
Martine terkena tembakan hingga mengalami luka-luka saat sekelompok orang
menyerbu kediaman kepresidenan Haiti pada dini hari, sekitar pukul 01.00 waktu
setempat. [qnt]