WahanaNews.co | Dolar melemah kembali dari level tertinggi 20 tahun dan euro rebound menembus paritas pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), menyusul penurunan singkat di bawahnya, setelah data pada Rabu (13/7/2022) menunjukkan inflasi harga konsumen AS melonjak ke level tertinggi lebih dari 40 tahun pada Juni.
Harga konsumen tahunan AS melonjak 9,1 persen pada Juni, kenaikan terbesar dalam lebih dari empat dekade, membuat orang Amerika merogoh kocek lebih dalam untuk membayar bensin, makanan, perawatan kesehatan, dan sewa.
Baca Juga:
Iran Eksekusi Mati 4 Pria Gara-gara Kerja Sama dengan Israel
"Angka pagi ini sangat tinggi. Ini lebih tinggi dari yang diperkirakan dan menunjukkan bahwa inflasi berjalan cepat ke arah yang salah," kata Kepala Investasi Independent Advisor Alliance, Chris Zaccarelli.
Euro jatuh ke 0,9998 dolar terhadap greenback setelah data, menembus di bawah level satu dolar untuk pertama kalinya sejak Desember 2002, sebelum memantul kembali ke perdagangan terakhir di 1,0061 dolar.
Mata uang tunggal dipandang memiliki dukungan di area satu dolar. Indeks dolar mencapai 108,59, tertinggi sejak Oktober 2002, sebelum jatuh kembali ke 107,95.
Baca Juga:
Meninggal Mendadak, Segini Harta yang Ditinggalkan Juragan Kripto
Euro sedang terluka karena kawasan itu menghadapi krisis energi yang dipicu oleh sanksi yang dikenakan pada Rusia karena invasinya ke Ukraina.
"Sanksi yang mencoba menyakiti Rusia juga merugikan Uni Eropa," kata Ahli Strategi Pasar DRW Trading, Lou Brien, di Chicago.
"Mereka berada dalam waktu yang sulit untuk memulai dengan keluar dari pandemi, tetapi lapisan masalah tambahan ini juga membuat euro kurang menarik."