WahanaNews.co | Pencarian kapal selam wisata 'Titan' sepanjang 6,5 meter yang hilang saat menjelajahi bangkai Titanic masih dilakukan tim penyelamat.
Mengutip detikcom, berikut adalah sejumlah fakta terkini seputar insiden tersebut:
Baca Juga:
Puing dan Sisa Tubuh Penumpang Kapal Titan Akhirnya Ditemukan!
1. Membawa 2 miliarder
Seperti dilansir AFP, Rabu (21/6/2023), tim penyelamat dari seluruh dunia berlomba dengan waktu untuk mencari keberadaan kapal selam wisata milik OceanGate Expeditions yang membawa 5 orang di dalamnya, sebelum oksigen habis -- yang diperkirakan hanya untuk satu setengah hari lagi.
Dari 5 orang, 3 di antaranya adalah penumpang. Ketiganya diidentifikasi sebagai miliarder Inggris Hamish Harding, taipan Pakistan Shahzada Dawood dan putranya, Suleman.
Baca Juga:
Bawa 55 Pelaut, Kapal Selam Nuklir China Dilaporkan Terperangkap di Dasar Samudera
Harding yang seorang taipan penerbangan ini memegang tiga rekor dunia dan memiliki sejarah petualangan penuh sensasi. Harding yang berusia 58 tahun ini juga memposting via Facebook soal dirinya yang akan naik kapal selam wisata milik OceanGate Expeditions itu. Namun hingga kini belum ada postingan lanjutan dari dirinya.
Menurut postingan Harding, ekspedisi kapal selam itu menuju ke lautan pada Jumat (16/6/2023) pekan lalu, dan melakukan penyelaman pertama pada Minggu (18/6/2023) pagi waktu setempat.
Selain menjadi pengusaha, Harding juga dikenal sebagai seorang petualang penuh sensasi.
Dia memegang tiga rekor dunia Guinnes World Records, termasuk untuk durasi terlama yang dihabiskan di kedalaman laut penuh dengan kapal berawak dan pelayaran tercepat melalui kedua kutub Bumi dengan pesawat terbang.
Tidak hanya itu, pada Maret 2021, Harding dan seorang penjelajah laut bernama Victor Vescovo menyelam ke kedalaman Palung Mariana.
Kemudian pada Juni 2022, dia menjadi turis luar angkasa dan terbang ke luar angkasa dengan roket New Shepard milik Blue Origin, perusahaan milik Jeff Bezos, sang pendiri Amazon.
2. Kedalaman Lebih dari 3.200 Meter
Menjelajahi area seluas 20.000 kilometer persegi di perairan Atlantik Utara hingga kedalaman lebih dari 3.200 meter tidaklah mudah.
"Di bawah sana gelap gulita. Dingin membekukan. Dasar lautan berlumpur, dan bergelombang. Anda tidak bisa melihat tangan Anda di depan wajah Anda," ucap pakar Titanic, Tim Maltin, kepada NBC News Now, menggambarkan situasi di lautan dalam yang menjadi zona pencarian kapal selam wisata itu.
"Ini benar-benar seperti menjadi seorang astronaut yang pergi ke luar angkasa," cetusnya memberi perumpamaan.
3. Biaya Wisata Rp 3,7 Miliar
OceanGate Expeditions yang mengelola wisata menjelajahi bangkai Titanic dengan kapal selam itu membebankan biaya US$ 250.000 (Rp 3,7 miliar) per orang.
CEO OceanGate Expeditions, Stockton Rush juga berada di dalam kapal selam itu, bersama seorang operator kapal selam asal Prancis, Paul-Henri Nargeolet, yang dijuluki Mr Titanic karena sering menyelam ke lokasi itu.
4. Misi Sangat Sulit
Kapten Jamie Frederick dari Penjaga Pantai Amerika Serikat (AS) menuturkan bahwa organisasinya menjadi koordinator pencarian ini. Dia menyebut misi pencarian ini sangat sulit dan jauh melampaui apa yang biasanya dilakukan otoritas Penjaga Pantai AS.
Lebih lanjut, Frederick menjelaskan bahwa tim penyelamat menggunakan beberapa metode saat menyisir area yang luar untuk mencari kapal selam Titan, yang hilang kontak dengan kapal induk sekitar dua jam setelah menyelam ke dekat bangkai Titanic pada Minggu (18/6/2023) pagi waktu setempat.
"Upaya pencarian difokuskan pada permukaan dengan pesawat C-130 mencari dengan penglihatan dan radar, dan di bawah permukaan dengan pesawat P3, kami bisa menjatuhkan dan memantau pelampung sonar," tuturnya.
Sejauh ini, pencarian itu belum juga membuahkan hasil.
5. Suara Dentuman
Tim penyelamat yang menggunakan sonar untuk mencari kapal selam itu dilaporkan mendeteksi suara "dentuman" di bawah air di Atlantik Utara, lokasi kapal itu menghilang dua hari lalu, demikian menurut laporan media, mengutip komunikasi pemerintah AS.
Laporan dari majalah Rolling Stone menyebut, sebuah pesawat P-8 Kanada yang terlibat dalam pencarian.
"Mereka mendengar suara dentuman di area tersebut setiap 30 menit. Empat jam kemudian sonar tambahan dikerahkan dan dentuman masih terdengar," kata sebuah email internal yang dikirim ke pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.
Laporan terpisah dari CNN juga melaporkan deteksi suara dentuman, dengan mengutip memo internal pemerintah AS yang tidak merinci kapan suara itu terdengar, berapa lama, dan kemungkinan penyebabnya. [eta]