WahanaNews.co | Warga China mulai terganggu dengan aktivitas para pengamen tari atau nenek penari yang biasa muncul di malam hari.
Warga kini menggunakan gadget untuk mematikan speaker yang digunakan nenek penari dari jarak jauh.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Biasanya di China pada malam hari atau pagi hari, sebuah grup besar yang terdiri orang-orang berusia renta membanjiri taman atau lapangan publik. Saat itu mereka menari bersama diiringi suara musik yang cukup besar.
Ritual nenek penari berhubungan dengan revolusi kebudayaan pada 1960-an, dan terbukti menjadi cara populer bagi orang tua untuk berlatih dan bersosialisasi.
Namun dikutip dari Business Insider, banyak yang mengeluhkan suara musik mereka terlalu besar.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Bahkan keluhan tersebut berujung pada perkelahian, komplain ke kepolisian dan penahanan.
Kini warga yang menentang nenek penari menggunakan peralatan peredam suara untuk mematikan speaker dari jarak jauh.
Alat itu ternyata cukup efektif dan pada salah satu e-commerce China, pengguna memberikan komentar positif pada produk itu. Mereka mengungkapkan produk tersebut sangat hebat.
Selain itu, komentar tersebut menyebutkan kini mereka tak perlu lagi berargumen dengan sekelompok orang tua yang 'tak masuk akal' di lapangan dan berpergian seperti 'penjahat'.
“Tak ada yang salah dengan menari saat Anda tua. Tetapi tak boleh berdampak pada orang lain,” tulis komentar pada e-commerce tersebut.
Sedangkan para pendukung nenek penari mengatakan para perempuan itu banyak yang hidup sendiri.
Aktivitas tersebut telah mengembangkan persahabatan berharga melalui tarian di lapangan dan sering berbelanja dan bepergian bersama.
Namun, meningkatnya laporan masyarakat yang terganggu karena nenek penari, membuat Pemerintah China memperkenalkan denda polusi senilai 78 dolar AS atau setara Rp 1,1 juta. [rin]