WAHANANEWS.CO, Jakarta - Fenomena cuaca ekstrem melanda wilayah timur Australia pada akhir pekan lalu, mengakibatkan turunnya salju lebat serta banjir besar yang menyebabkan kerusakan meluas.
Ribuan warga terdampak, dengan banyak kendaraan terjebak dan puluhan ribu rumah mengalami pemadaman listrik secara mendadak.
Baca Juga:
Dua Pekan Air Danau Toba Keruh Kecoklatan, Disinyalir Akibat Cuaca Ekstrem
Kondisi cuaca luar biasa ini terjadi di sejumlah wilayah negara bagian New South Wales (NSW) dan Queensland, di mana beberapa kota mengalami hujan salju terparah dalam beberapa dekade terakhir.
Dalam peristiwa langka ini, sejumlah wilayah bahkan mencatat rekor salju yang belum pernah terjadi sejak tahun 1980-an.
Ahli meteorologi dari Biro Cuaca Australia, Miriam Bradbury, menjelaskan bahwa di bagian utara New South Wales, ketebalan salju mencapai hingga 40 sentimeter.
Baca Juga:
Antisipasi Keselamatan Manusia, MARTABAT Prabowo-Gibran Desak Badan dan Seluruh Kepala Daerah Otorita Danau Toba Tingkatkan SDM dan Pengawasan Menyeluruh
“Ini merupakan bencana salju terbesar sejak pertengahan 1980-an,” ujarnya dalam wawancara dengan Reuters pada Senin (4/8/2025).
Uniknya, salju juga turun di wilayah Queensland sebuah kejadian yang terakhir kali terjadi lebih dari satu dekade lalu.
Masuknya front udara dingin yang sangat kuat telah memicu penurunan suhu secara drastis dan menyebar luas di dataran tinggi timur.
“Yang membuat ini tidak biasa bukan hanya karena saljunya sangat banyak,” kata Miriam lagi.
“Namun, penyebarannya juga sangat luas, meliputi sebagian besar dataran tinggi utara.”
Bradbury menambahkan bahwa dampak perubahan iklim membuat pola cuaca di Australia menjadi semakin tidak stabil dan sulit diprediksi.
Cuaca ekstrem ini tidak hanya memunculkan salju dalam jumlah besar, tapi juga disertai hujan lebat yang memicu banjir di beberapa wilayah lain.
Badan Layanan Darurat Negara Bagian New South Wales melaporkan telah menerima lebih dari 1.455 laporan terkait kecelakaan dan kerusakan akibat cuaca buruk, termasuk kendaraan yang terjebak dalam salju dan badai, serta bangunan yang mengalami kerusakan akibat angin kencang.
Pihak berwenang telah mengeluarkan peringatan banjir besar dan memperingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan.
Menurut laporan dari Australian Broadcasting Corporation (ABC), sekitar 20.000 rumah dilaporkan mengalami pemadaman listrik selama malam hari.
Warga diminta untuk mengikuti semua instruksi dari otoritas darurat, mengingat potensi bahaya yang masih mungkin terjadi.
Peristiwa ini kembali menegaskan perlunya peningkatan kesiapsiagaan menghadapi anomali iklim yang semakin sering terjadi.
Pemerintah daerah menyatakan akan terus meningkatkan sistem respons darurat dan memperkuat koordinasi lintas sektor guna mengantisipasi cuaca ekstrem lanjutan.
Fenomena langka ini menjadi peringatan keras bahwa iklim Australia kini memasuki fase yang semakin tidak terduga dan berisiko tinggi.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]